Tawarkan Potensi Wisata Bahari, Gili Balu Bangkitkan Peluang Ekonomi Baru Untuk Masyarakat Lokal


Lintas NTB, Sumbawa Barat -
PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) senantiasa melakukan beragam inisiatif berkelanjutan yang terimplementasikan dalam Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Inisiatif ini mencakup pengembangan kapasitas masyarakat, agar dapat memaksimalkan kesejahteraan dan potensi sumber daya manusia dan wilayah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), terutama pasca tambang beroperasi. 

Visi PPM AMMAN adalah, Komunitas di mana AMMAN beroperasi, memiliki ekosistem sosial budaya dinamis yang menghasilkan peluang luas bagi semua untuk berkembang. ”PPM AMMAN dijalankan melalui tiga pilar, yakni Human Capital Development (Pengembangan Sumber Daya Manusia), Economic Empowerment (Pemberdayaan Ekonomi), dan Sustainable Tourism (Pariwisata Berkelanjutan)," kata Aji Suryanto, senior Manager Social Impact AMMAN kepada media ini.

Ia menjelaskan, pariwisata berkelanjutan fokus pada pengembangan program yang mendukung terbentuknya ekosistem dan destinasi pariwisata yang berkelanjutan di KSB sebagai alternatif industri pengganti tambang di masa depan. Program yang dijalankan menargetkan masyarakat dan potensi destinasi wisata di sekitar wilayah operasional tambang untuk mengembangkan KSB dengan perekonomian dinamis yang menganut prinsip pembangunan berkelanjutan dengan tujuan menyediakan lapangan pekerjaan yang layak dan berkualitas bagi masyarakat di sektor pariwisata dan pendukungnya. 

Salah satu program utama adalah TransformaSea Gili Balu sebuah program komprehensif pengembangan ekowisata yang bertanggung jawab dan bertujuan untuk mengembangkan destinasi wisata dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, sekaligus menjaga kawasan konservasi di Gili Balu. Komitmen AMMAN dalam menjaga kelestarian Gili Balu adalah kontribusi untuk pelestarian alam dan mendorong pariwisata unggulan KSB, serta meningkatkan daya tarik pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Program ini adalah kolaborasi antara Dinas Kelautan dan Perikanan NTB dan AMMAN yang tertuang dalam Perjanjian Kemitraan tentang ‘Pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Perairan Gili Balu di Provinsi Nusa Tenggara Barat’. Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Balu berada di Kecamatan Poto Tano yang terdiri dari delapan pulau, yakni Pulau Kenawa, Pulau Paserang, Pulau Kambing, Pulau Belang, Pulau Namo, Pulau Kalong, Pulau Mandiki dan Pulau Ular. 

Setiap pulau ini memiliki keunikan masing-masing yang jika dikelola dengan baik menawarkan potensi wisata bahari yang menjanjikan dengan peluang ekonomi berkelanjutan untuk masyarakat lokal. Melalui kemitraan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Barat NTB, AMMAN menginisiasi program aksi sebagai langkah nyata implementasi dari prinsip pembangunan berkelanjutan, yakni sinergitas dengan konsep pengembangan ekonomi biru (blue economy) melalui pelaksanaan pengelolaan kawasan Gili Balu yang dikemas dalam Program TransformaSea Gili Balu. 

Pengembangan Ekowisata (Wisata Bahari) Terpadu Berbasis Ekosistem, yang pelaksanaannya terintegrasi dengan upaya pengelolaan, perlindungan, dan pelestarian ekosistem pesisir dan laut. Program TransformaSea merupakan bentuk implementasi Public Private Community Partnership Program dilaksanakan secara terpadu menempatkan masyarakat (Community) sebagai pelaku utama, didukung oleh pemerintah (Public) dan swasta (Private).

AMMAN berkomitmen di Gili Balu untuk melestarikan dan memulihkan sumber daya pesisir dan laut serta membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal melalui pengembangan ekowisata (wisata bahari) yang berkelanjutan. Upaya ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) 14, yakni melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya pesisir dan laut untuk pembangunan berkelanjutan. Dan SDG 8, yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk masyarakat.

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University, Andy Affandy sebagai mitra pelaksana program AMMAN dalam menjalankan TransformaSea menjelaskan, dalam mengelola kawasan Gili Balu ini, AMMAN bersama Dinas Kelautan dan Perikanan NTB menjalankan beragam inisiatif, seperti melestarikan dan memulihkan ekosistem pesisir laut melalui pemantauan, perlindungan, dan rehabilitasi populasi dan habitat ikan, yakni terumbu karang, lamun, dan mangrove.

Mengembangkan ekowisata (wisata bahari) berkelanjutan dengan meningkatkan kapasitas masyarakat sekitar untuk mendukung pengembangan ekowisata, dengan melaksanakan pelatihan dan bimbingan teknis bagi kelompok masyarakat pengelola wisata, melakukan sertifikasi pemandu wisata, penyedia layanan pariwisata, sampai kepada penjaga keselamatan pantai atau lifeguard, memperkuat pengelolaan sumber daya pesisir dan laut dengan mengembangkan dan memelihara sarana dan prasarana, serta memberikan bimbingan teknis mengenai penangkapan ikan yang berkelanjutan bagi kelompok nelayan dan operator perikanan.

Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan pesisir dan laut, khususnya terkait dengan pariwisata berkelanjutan. Program TransformaSea Gili Balu dilakukan berbasis Riset Terapan berdasarkan kaidah ilmiah, yang dalam hal ini diimplementasikan dan didampingi secara teknis oleh mitra pelaksana program Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL) dari IPB University.

Ia juga menuturkan, setiap pulau ini memiliki keunikan masing-masing yang jika dikelola dengan baik menawarkan potensi wisata bahari yang menjanjikan dengan peluang ekonomi berkelanjutan untuk masyarakat lokal. Andi sapaan akrabnya mengungkapkan, kunjungan kali ini dirinya memperkenalkan berbagai jenis mangrove yang tumbuh dan berkembang. 12 jenis mangrove yang di bibitkan di Gili Namo salah satu Aegiceras Floridum. 

"Kami melakukan pendampingan teknis kepada kelompok pengelola wisata Poto Tano agar mereka berdaya termasuk rehabilitasi ekosistem laut. Pulau Namo akan kami jadikan sebagai tempat konservasi dan rehabilitasi mangrove menjadi spot atau pusat pembibitan mangrove di KSB. Termasuk tingkat rehabilitasi penyumbang utama bibit, maka kami fokus berdayakan pembibitan sendiri dan mengejar efek ekonomi bagi masyarakat," ungkapnya, Selasa, (29/4/2025).

Saat di pulau Namo Widi Aspiani salah satu anggota Pokdarwis Poto Tano menjelaskan, saat ini kami dari kelompok pengelola wisata Poto Tano sudah melakukan pembibitan mangrove sebanyak 3.000. Bibit ini sudah beberapa yang ditanam kembali di gili-gili lain. Itu kami lakukan untuk melindungi ekosistem mangrove juga berfungsi sebagai sumber plasma nutfah yaitu tempat pemijahan, pengasuhan, dan mencari makan bagi berbagai biota perairan seperti ikan, udang, dan kepiting. Hutan mangrove berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi pesisir dari erosi dan serangan gelombang besar. "Kami baru menanam 10 jenis tanaman mangrove, rencananya sampai 17 jenis," ujarnya.

Dijelaskan Widi, bibit-bibit ini kami tanam dengan komposisi lumpur dan pasir serta beberapa tahapan pembibitan lainnya. "Kami membibitkan 3000 bibit dari 12 jenis untuk ditanam. Ada 100 bibit yang sudah di tanam di Namo dan Kenawa, persentase hidup tanaman mangrove yang kami tanam di pulau ini sebesar 90 persen. Jika tidak dipengaruhi beberapa faktor alam," ujarnya.

Kedepannya, pengelola akan menawarkan paket wisata untuk menggaet wisatawan mancanegara dan domestik untuk berkunjung ke Gili Balu. "Kelompok Pengelola Wisata Poto Tano terdiri dari Pokmaswas, Pokdarwis, karang taruna, Poklahsar dan BoatMen," ungkapnya. "Ada 9 spot wisata di Gili Balu, kita akan kemas dengan baik agar semua berlanjut," imbuhnya.

Kondisi umum gili balu

Gili Balu yang dalam bahasa lokal berarti delapan pulau, merupakan gugusan pulau-pulau kecil sebanyak 8 pulau di sebelah barat laut Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang secara administratif masuk di wilayah Kecamatan Poto Tano. Terdapat satu desa sebagai gerbang utama menuju ke Gili Balu, yakni Desa Poto Tano dan empat desa sekitar yang menjadi penyanggah, yakni Desa Senayan (Sepakek), Desa Tuananga, Desa Kiantar dan Desa Tambaksari. (LNG05)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.