Nuansa Sasak Muslim Hangatkan Peringatan HUT LOMBOK BARAT KE-61

LOMBOK BARAT - Puncak peringatan Hari Uang Tahun (HUT) Kabupaten Lombok Barat ke-61 tampak beda. Dibanding peringatan tahun lalu yang hanya sarat dengan nuansa birokrasi, politisasi serta sajian konsumtif yang rada moderen, namun peringatan HUT tahun ini, sarat dengan nuansa Muslim Sasak yang kuat.

Nuansa ini terlihat dari busana yang dikenakan hampir seluruh undangan. Mereka menggunakan busana jas pegon hitam, kopiah, kemeja koko, sarung hitam serta leang yang melingkari sarung. Semuanya turut menghangatkan suasana Bencingah Agung sebagai arena VIP undangan.

Tampak sesepuh Lombok Barat, H. Lalu Mujitahid sempat hadir. Mantan Bupati Lombok Barat ini pun mengenakan busana Sasak Muslim, diikuti tokoh dan mantan pejabat Lombok Barat lainnya. Ada H.Lalu Srinate, H.Lalu Takdir Mahdi, TGH.Mukhlis Ibrahim, toga,toma Camat serta seluruh OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.

“Ini sebagai bukti bahwa, Kabupaten Lombok Barat mulai berbenah. Bukan saja berbenah dari sisi pembangunan fisik, melainkan pembangunan kearifan budaya lokal,” kata Raden Muhamad Rais yang turut menghadiri upacara peringatan HUT Lombok Barat, Senin (15/4).

Tokoh budaya asal Desa Mambalan di Kecamatan Gunungsari ini memaparkan, sudah saatnya Lombok Barat harus mulai berbenah. Terlebih tangal 23 April 2019 mendatang, H. Fauzan Khalid/Hj. Sumiatun akan dilantik sebagai Bupati/Wakil Bupati Lombok Barat definitif periode 2018-2023.

Kata Raden Rais, berbenah boleh diawali dari sisi peningkatan kearifan budaya lokal. Ide menggunakan busana khas Sasak Muslim ini dinilainya sesuai dengan kaidah Sasak tingkatan Madya maupun Utama.

“Ide bapak bupati untuk mengenakan busana Muslim Sasak ini sudah tepat. Bukan saja karena bapak bupati sebagai tokoh ‘jamak-jamak’, tetapi beliau juga familiar dengan kedekatannya bersama masyarakat kalangan bawah,” tambah Raden.

Nuansa Sasak, tidak saja dimunculkan dalam bentuk busana, melainkan di luar areal komplek kantor bupati terdengar lantunan tembang-tembang Sasak Adi Luhung. Tembang-tembang ini, sering digunakan untuk menunggu kehadiran tamu terhormat, dan tembang dalam menyambut kehadiran tamu dalam acara Sorong Serah Aji Krame Adat Sasak. Tembang tembang itu samar-samar mengalun, tembang Asmarandane, Pangkur dan Sinom.

Peringatan HUT Lombok Barat juga dirangkai dengan Deklarasi Lombok Barat Bebas Stunting 2024, Pemberian penghargaan bagi  PKH Graduasi Mandiri, dan pemberian CSR PDAM Giri Menang melalui program Community Development untuk Desa Sesaot dan Lingsar. (Cand)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.