Kebebasan yang Bikin Bablas

 Rahmawati (Aktivis Dakwah Muslimah)
SUMBAWA - Siapa yang tak kenal dengan film Ku Cumbu Tubuh Indahku yang disutradarai oleh Garin Nugroho yang baru-baru ini menyedot perhatian publik yang tayangannya banyak menuai kontroversi.

Melansir dari berbagai sumber film tersebut menuai kontroversi lantaran diduga memuat konten penyimpangan sosial karena tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang mayoritas muslim yang memegang tinggi nilai agama dan nilai-nilai sosial yang penuh adab dan kesopanan, bahkan film tersebut diduga memiliki konten negatif yang dapat mempengaruhi generasi muda kata Idris di salah satu media Antara.

Buah dari kontroversi tersebut pada akhirnya muncul petisi yang menyatakan penolakan terhadap film tersebut dan disusul dengan berbagai macam penolakan dari berbagai daerah dimana salah satu alasan penolakannya adalah bahwa film tersebut terindikasi mengarah kepada penyimpangan seks (baca: LGBT).

Namun bukannya banyak melakukan introspeksi terkait banyaknya penolakan dan boikot tayangan tersebut, malah sang Produser dalam Instagram nya mengungkapkan keprihatinan atas penghakiman terhadap film buatannya. Menurut dia, penghakiman itu telah melahirkan anarkisme massal.

Lain di Indonesia Lain Pula di Barat

Barat yang merupakan arah kiblat dan mengakui nilai-nilai kebebasan jelas dengan adanya film tersebut semakin menambah gempita karena mereka sukses mempromosikan nilai kebebasan yang tanpa batas ke negeri-negeri lainnya terutama negara Indonesia yang mayoritas muslim. Bahkan film karya Garin itu telah diakui kualitasnya di dunia dan memenangkan Asia Pasific Screen Award, film terbaik festival Des 3 Continent Nantes 2018, dan mengikuti seleksi Festival Film Internasional di Venesia.

Namun ketika ditayangkan di Indonesia masyarakat banyak melakukan penolakan meskipun tidak bisa dipungkiri kebebasan (liberalisasi) di Indonesia sebenarnya sudah tumbuh subur diakibatkan masuknya paham-paham tidak Islami ke negara Indonesia disebabkan karena sistem yang berlaku diterapkan juga bersifat liberal yang pada akhirnya berdampak pada kebebasan dalam bertingkah laku dan berkarya sehingga ketika ada karya-karya yang bertentangan dengan sendi agama, maka hal terjadi pembiaran termasuk memproduksi film-film tersebut.

Islam Punya Solusi Segala Permasalahan

Islam sebagai agama yang sempurna yang diturunkan oleh Allah SWT yang telah menciptakan manusia, kehidupan, dan alam semesta tentu punya solusi atas pemasalahan ini.

Dalam pemahaman kapitalisme setiap sebuah yang mendatang nilai jual dan materi apalagi rating tinggi maka hak tersebut akan menjadi bebas (boleh) disebarkan bahkan diperjual-belikan. Namun hal ini akan menjadi berbeda ketika islam datang untuk mengaturnya.

Islam memandang bahwa keberadaan seni atau bahkan sebuah karya  bukan hanya diperuntukkan untuk hiburan semata, namun dijadikan sebagai alat atau sarana dakwah dan sebagai pendidikan untuk mencerdaskan umat atau generasi, sehingga meskipun sebuah karya seni mendatangkan nilai jual yang tinggi tetapi justru merusak generasi maka hal tersebut harus ditolak keberadaannya, dan di sini negara harus berperang pentingkan dalam mewujudkan generasi yang berkualitas tersebut.

Sehingga nilai-nilai yang merusak generasi harus ditolak dan dilawan diganti, karena dengan cara inilah hal-hal seperti bisa diatasi di samping masyarakat harus tetap waspada, peningkatan ketakwaan individu, dan negara harus senantiasa mengontrol. Hanya dari sistem yang baiklah maka output yang dihasilkan juga ikut baik, dan begitupun sebaliknya. Wallahu’alam. (*)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.