Lintas NTB, Lombok Tengah - Kepala desa Gemel menepis isu-isu miring terkait soal transparansi anggaran dana desa yang ada di desanya tersebut.
Bahkan dirinya mempersilahkan masyarakatnya yang meragukan transfaransi anggaran dana desa, terutama terkait kegunaan dana desanya untuk turun langsung ke lapangan.
"Silahkan, kalau masyarakat Gemel memang meragukan kegunaaan dana desa kita akan memberitahukan dan turun ke lapangan untuk mengecek keberadaannya. Pertama, apakah fisik yang sudah dikerjakan itu, ada atau tidak. Kedua, apakah BLTDD itu sudah dibagikan atau tidak. Kita akan cek kebenarannya. Apalagi saya sebagai kepala desa sangat berhati-hati untuk menyalurkan dana desa baik fisik maupun BLTDD," ujar kepala desa Gemel, Muhamad Ramli kepada awak media, saat ditemui di kediamannya, pada Senin, 12 September 2022.
"Tapi alhamdulillah. Selama ini, selama saya menjabat sebagai kepala desa. Alhamdulillah fisik dari anggaran 2019 sampai 2021 telah terealisasi. Jadinya, isu-isu yang mengembang di masyarakat itu, Itu adalah isu yang tidak benar adanya sesuai dengan data yang ada di lapangan," sambungnya.
Ia mengaku, di 2022 pun, dari tahap pertama sudah kita realisasikan karena uang keluar dan masuk kerekening desa itu mulai Maret kemarin.
"Saya minta maaf kepada masyarakat desa Gemel yang menerima BLTDD, atas keterlambatan BLTDD karena ada perubahan data masyarakat yang doble, kurang lebihnya sekitar 21 orang. Di mana ada BPNT tambahan setelah keluarnya BLTDD tahap pertama selang 1 bulan setengah dan itu yang harus kita jadikan bahan acuan bagi kami di pemerintah desa agar tidak terjadinya doble," paparnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan, permohonan maaf kepada aparatur desa dan kadusnya yang sempat ia tahan gajinya.
"Saya minta maaf. Kenapa saya tahan gajinya aparatur desa, dan kadus karena bayak aparatur desa yang terkadang ada, terkadang juga tidak ada di kantor desa. Itu alasan saya tahan gajinya sebagai peringatan dan besok di sana saya akan buat peraturan desa tentang perangkat desa. Kalau memang lalai dalam tugasnya, saya akan berikan SP 1, 2, dan 3. Bila perlu saya akan pecat," tegasnya.
Dijelaskannya, sejak Musrembangdes, Musdes, kami selaku pemerintah desa, BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama untuk membangun desa Gemel ini supaya merata. "Dan di masing-masing dusun tidak boleh ada yang tumpang tindih dan pembangunannya harus dilakukan secara bergantian," tukasnya.
Dituturkannya, pada saat pertama saya menjabat yaitu kita dahulukan dusun Bun Prie, dusun Siba, dusun Bile Mante, dusun Montong Kecial baru dusun Gemel karena jalannya yang sudah tua, belum pernah disentuh dan kebetulan akses jalannya menuju ke rumah saya.
"Jangan sampai hal-hal yang membias dan mengatakan, bahwa saya selaku kepala desa membangun infrastruktur di dekat rumah Oleh sebab itu, perlu saya klarifikasi jangan sampai ini menjadi isu miring yang mana kepala desa mementingkan dusunnya saja. Mohon maaf, dusun Kebun Tengah, dusun Bun Prie lebih dulu, silahkan dicek justru yang belum ini di dusun Merobok, Bunceman. Tahap II anggaran ini baru kita bisa realisasikan," cetusnya.
Kami juga menyampaikan terimakasih dan memberikan apresiasi kepada kepada masyarakatnya yang ada di desa Gemel yang sudah peduli terhadap desanya dengan menggelar aksi-aksi baik di kantor desa maupun di kantor kejaksaan.
"Itu adalah hal yang wajar karena mereka ingin keterbukaan. Tanpa ada keterbukaan pembangunan desa tidak akan pernah lebih baik tapi keterbukaan kita lakukan, insyallah desa Gemel ini akan menjadi desa yang sesuai dengan visi-misi saya, mau, mampu, maju untuk desa Gemel yang bersatu dan bermutu," pungkasnya
0 Comments
Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.