Lintas NTB, Sumbawa Barat - Konsultan Appraisal Pembangunan Jalan Senayan Tapir Lamusung Muhammad Jan, SE., M. Ak., MAPPI (Cert) mengatakan bahwa, tanah yang kami nilai di lokasi pembebas tanah Senayan, Tapir dan Lamusung sudah dilakukan sesuai prosedur dan UU pengadaan tanah tahun 2012 serta peraturan pendukung, sesuai standar penilaian di Indonesia yang berlaku.
Terkait tuntutan warga, terhadap harga tanah produktif dan harga tanah pengunungan yang dinilai masyarakat lebih mahal harga pengunungan daripada harga tanah produktif. Jadi, dia menanggapi hal itu dengan menjelaskan bahwa, yang dinilai penggunaan harga tertinggi dan terbaik tanah itu. "Yang kami nilai pengunaan tertinggi dan terbaik tanah tersebut. Dilokasi pembebasan lahan, ada tanah sawah, pekarangan, pemukiman dan tanah kebun," ucapnya, Kamis, 19 Desember 2024.
Menurut aturan, perbandingan tanah sawah harus dibandingkan dengan tanah sawah, begitupun yang lainnya. Produktifitas sawah sudah diperhitungkan, sehingga dari harga awal 4 juta lebih setelah dinilai menjadi 6 juta lebih, kenapa lebih dihitung, karena dihitung produktifitas sawah dengan beberapa kali panen. Itu sesuai penilaian yang lazim digunakan. "Tanah bukit gak mungkin sama dengan tanah sawah, bila dinilai tanah bukit maka pembanding harus dinilai dengan tanah bukti. Untuk tanah sawah pembandingnya tanah sawah, tanah sawah juga beda, yang dipinggir jalan beda dengan sawah tengah. Karena jalan mempengaruhi nilai, termasuk lokasi, lebar jalan, kontruksi jalan dan drainase," katanya.
Semua sudah kami perhitungkan dengan baik, ada banyak faktor-faktor yang dipertimbangkan untuk membentuk suatu nilai, dengan pertimbangkan penggunaan harga tertinggi dan terbaik.
Ia juga mengungkapkan, dalam perhitungan tanah tersebut, pihaknya menggunakan 3 pembanding sehingga semuanya komprehensif, karena peruntukan berbeda, maka pembandingnya juga berbeda. "Kami menilai manfaat ekonomis untuk kedepan," pungkasnya. (LNG05)
0 Comments
Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.