Lintas NTB, Sumbawa Barat - Ada sebanyak 11 ekor sapi ditemukan mati tak wajar di lingkungan Balat, Kelurahan Telaga Bertong, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Lokasi temuan sapi mati tersebut berada di dekat kolam rendaman salah satu usaha pengolahan emas. Belasan sapi mati itu terjadi pada, Kamis, (5/3/2025).
Berdasarkan informasi yang diperoleh media dari M Zain selaku pemilik ternak bahwa, sapi-sapinya tersebut ditemukan mati tidak jauh dari lokasi kolam rendaman salah satu usaha pengolahan emas yang berada di wilayah pantai Balat. "Saya dapat informasinya dari saudara saya yang memelihara (sapi). Memang ditemukan mati dekat kolam rendaman perusahaan pengelolaan emas," kata Zain saat dihubungi media, Kamis (6/3/2025).
Berkat temuan itu, Zain mengaku, dirinya langsung melaporkan ke Dinas Petertanian dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Ia meminta untuk dilakukan pengecekan guna memastikan penyebab kematian belasan ternaknya. "Saya tidak mau spekulasi saat ini apakah kematian sapi-sapi saya itu karena keracunan setelah minum air rendaman (pengelolaan emas) atau tidak. Yang jelas saya sudah lapor ke (dinas) pertanian dan LH. Jadi kita tunggu saja apa hasil pemeriksaannya," sebut Zain.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian KSB, Suhadi membenarkan perihal kematian belasan sapi diduga keracunan bahan kimia, setelah minum air dari kolam rendaman salah satu usaha pengolahan emas di Balat. "Iya. Petugas peternakan kami kemarin (Rabu) turun langsung mengecek sekaligus mengambil sampel untuk kebutuhan uji lab," katanya.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya dari petugas di lapangan, Suhadi menuturkan, saat pemeriksaan seluruh sapi yang jumlahnya 11 ekor tersebut sudah dalam keadaan mati. Dan pada satu ekor sapi ditemukan gejala keluar busa kristal dari lubang hidungnya. Sehingga dugaan awal petugas mengarah ke kasus keracunan atau intoksikasi (belum terkonfirmasi).
Lantas Suhadi menyampaikan, terhadap sampel ternak yang telah diambil pihaknya. Rencananya akan dikirim ke Balitvet Bogor (Brin) dan BBVet Denpasar untuk dilakukan uji laboratorium.
"Sample diambil pada 2 ekor sapi, meliputi bagian organ hati, paru-paru, esofagus, dan isirumen. Untuk hasil uji labnya mudah-mudahan dalam waktu 1 minggu sudah ada, agar bisa kita tahu persis penyebab kematian 11 sapi itu," urai Asisten Perekonomian Pembangunan Setda KSB ini.
Selain Dinas Pertanian, DLH KSB pun turun lapangan mengambil sampel air bekas rendaman emas di lokasi kejadian. "Sama. Kami begitu dapat laporan juga turun ke lokasi mengecek sekaligus mengambil sampel air bekas sisa rendaman emas yang diduga sebagai penyebab kematian sapi-sapi tersebut," kata kepala DLH KSB, Mars Anugerainsyah.
Menurut Mars, pihaknya mengambil sampel air pada dua tempat terpisah. Pertama para kolam rendaman dan kedua di saluran outlet pembuangan sisa rendaman. Terhadap sampel air itu, DLH KSB telah mengirimnya ke Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB. Mars menyatakan, pihaknya akan menunggu hasil uji lab terhadap air sisa rendaman tersebut sebelum kemudian memberi kesimpulan terhadap misteri penyebab kematian belasan sapi itu.
"Menurut info petugas lab DLHK NTB, butuh waktu 2 atau 3 hari baru ada hasil ujinya. Nah itu pun kami akan sinkronkan juga dengan hasil uji lab sampel ternak dari dinas pertanian sebelum mengumumkannya ke publik," imbuh Mars. (LNG05)
0 Comments
Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.