Lintas NTB, Sumbawa Barat - Satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) program Makan Bergizi Gratis (MBG) CV JK Taliwang Sumbawa Barat mengklarifikasi dugaan temuan ulat dalam nampan makanan di salah satu sekolah di Kecamatan Taliwang.
Saat ini Program MBG yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto menjadi sorotan, sejak viral nya dugaan keracunan puluhan siswa di Kecamatan Empang Sumbawa.
Dari kejadian ini menimbulkan kekhawatiran publik terkait pelaksanaan dan pengawasan program yang bertujuan untuk meningkatkan gizi peserta didik itu.
Menanggapi hal itu, SPPG Rayon Taliwang (CV JK) Erna Sudirman mengatakan bahwa, dia mengakui adanya kelalaian dalam proses seleksi bahan makanan yang masuk. Daging ayam yang diduga ada ulatnya dalam satu nampan siswa tersebut sebelumnya sudah melalui seleksi.
"Ini memang kesalahan dari kami. Tapi untuk daging ayam itu sebenarnya sudah kami sortir dan melalui pemeriksaan tim kesehatan sebelum dimasukkan kedalam nampan siswa," jelas Erna dalam keterangan persnya, pada Sabtu, (20/9/2025).
Menurutnya, bahan baku makanan termasuk daging ayam diperoleh dari pelaku UMKM lokal sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pihaknya mengambil bahan dari beberapa UMKM di wilayah ini yang telah melalui proses seleksi ketat.
"Untuk evaluasi, kami akan lebih memperketat pengawasan terhadap bahan baku yang masuk, guna mencegah kejadian serupa ke depannya. Atas peristiwa ini, kami memohon maaf dan kami akan memberi teguran kepada pemasok. Kedepan, kami akan lebih hati-hati dan lebih selektif lagi," ungkapnya.
Sementara itu, anggota DPRD Sumbawa Barat, Iwan Irawan yang turut hadir dikesempatan itu mengaku telah berkoordinasi dan melakukan evaluasi bersama pihak penanggung jawab penyedia makanan (MBG) tersebut.
Ia mengatakan, sebagai bentuk pengawasan, pihak MBG sudah diminta untuk segera mengambil langkah perbaikan agar kasus serupa tidak terulang lagi. "Langkah ini sekaligus untuk menjaga kepercayaan publik terhadap program yang digadang gadang sebagai solusi peningkatan kualitas gizi anak bangsa," katanya.
Menurutnya, evaluasi terhadap dugaan itu memang harus dilakukan, bukan hanya pada kualitas masakan, melainkan juga pada tata laksana penyiapan, distribusi, hingga standar operasional (SOP) penyajian makanan.
“Jangan sampai program sebesar ini, dengan anggaran yang sangat besar, justru menimbulkan masalah baru. Makanan yang seharusnya disajikan segar dan higienis, karena faktor keterbatasan produksi massal, malah tidak layak konsumsi. Ini yang bisa memicu masalah,” timpalnya.
Iwan mendorong agar seluruh MBG dapat meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, terutama yang berkaitan dengan keamanan pangan. Dugaan temuan ulat dan hal-hal lain yang mengganggu kenyamanan penerima manfaat tentunya harus menjadi perhatian serius.
"Insiden ini haruslah menjadi sebuah refleksi bagi MBG agar lebih berhati hati dan meningkatkan pengawasan serta higienitas. Kita juga berharap agar MBG di seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa Barat ini dapat selalu meningkatkan kualitas pengadaan baik dari sisi bahan baku, proses pengolahan makanan, hingga keamanan makanan saat dikonsumsi penerima manfaat,” ujarnya.
Dia juga menambahkan, dengan kejadian ini, anak anak akan hati hati sebelum makan, dapur MBG juga hati hati dalam menyajikan dan pemasok juga hati hati dalam mensuplai barang serta pemda akan lebih aktif mengkontrol. Kenapa penting kita evaluasi, lanjut Iwan mengatakan, hal ini untuk perbaikan, karena ada puluhan ribu anak-anak generasi KSB yang menerima MBG, belum lagi kedepan, kalau sudah jalan melayani ibu hamil dan balita yang lebih rentan. (LNG05)
0 Comments
Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.