Paralayang Mantar Tetap Eksis, Meski Ada Bandara Kiantar


Lintas NTB, Sumbawa Barat -
Penerbangan paralayang di Desa Mantar Kecamatan Poto Tano akhirnya terjawab. Ketua PASI Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Merliza Jawas mengungkapkan bahwa, kekhawatiran mengenai terganggunya sport tourism paralayang akibat aktivitas bandara adalah wajar. Jika trafik bandara sudah ramai, kegiatan akan disesuaikan secara situasional, dengan mencari spot-spot lain yang dapat menjadi solusi.

Paralayang masih dapat dilakukan meskipun ada operasional bandara baru. Kuncinya adalah berkomunikasi dengan pihak bandara (ZAM) untuk meminta izin waktu dan kegiatan agar tidak mengganggu trafik penerbangan. 

Jadwal kegiatan akan disesuaikan jika bandara sudah beroperasi normal. Ia menjelaskan, beberapa lokasi terbang baru sedang dikembangkan selain Mantar, seperti Balad, Bukit Mantun Maluk, bukit Poto Tano dan bukit Sekongkang. Di Bukit Mantun diperlukan perbaikan area lepas landas dan pendaratan, sementara di Sekongkang masih dicari potensi yang cocok untuk terbang.

"Tidak mungkin menyamakan keindahan Mantar ('negeri di atas awan') dengan lokasi lain. Namun, spot seperti Sekongkang menawarkan sensasi dan keindahan yang berbeda. Fokusnya adalah mengembangkan titik-titik baru untuk penerbangan, bukan mematikan satu spot," katanya di depan awak media, Rabu, (1/10/2025) saat di vescobar.

Pertemuan telah dilakukan dengan pilot dan anggota untuk menjawab kekhawatiran mereka. Kegiatan 'Mantar Funfly' yang akan dilaksanakan pada 10-11 Oktober mendatang, dengan mengundang atlet lokal dan internasional.

Diharapkan dapat menjawab kekhawatiran pilot paralayang. Kekhawatiran mengenai lisensi yang tidak berlaku atau peralatan mahal yang tidak bisa digunakan di spot lain adalah tidak berdasar. Lisensi paralayang berlaku di semua wilayah, sama seperti SIM kendaraan. Peralatan juga masih bisa digunakan di lokasi baru seperti Sekongkang dan Bukit Olat Sare Poto Tano.

Menurutnya, strategi yang diambil adalah mengembangkan potensi di berbagai lokasi, tidak hanya terfokus pada Mantar. Meskipun Mantar memiliki nilai keindahan unik ('negeri di atas awan'), lokasi lain juga memiliki potensi yang perlu dimaksimalkan. Hal ini telah disampaikan kepada anggota. Ia menambahkan, atlit paralayang KSB yang sudah terdata sebanyak 43 orang yang sudah berlisensi. Untuk atlit berprestasi dalam pembinaan 10 putra dan 2 putri. "Kedepan, kami akan mengejar dan melatih alit perempuan sebagai regenerasi," pungkasnya. (LNG05)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.