Rawat Nilai Toleransi Antar Sesama, LWNTD Gelar Dialog Publik

Dialog Publik Bertempat di Aula KNPI Loteng
LOTENG,LINTASNTB. Dalam rangka meningkatkan upaya dalam merawat nilai - nilai toleransi antar sesama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Lembaga West Nusa Tenggara Development menggelar Dialog Publik Bertempat di Aula KNPI Loteng, dihadiri sekitar 70an perwakilan Ormas, OKP, Mahasiswa, Pemuda, Toga dan Toma, Jum'at (28/7/2017)

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bakesbangpoldagri Loteng H. Masnun.M.AP, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Loteng Drs. H. Lalu Wirakarma dan Akademisi Unram, Syaifudin Gayep, SH. MH.

Kepala Badan Kesbangpoldagri Loteng dalam pemaparannya menyatakan bahwa kasus 
intoleransi ini marak terjadi ditengah masyarakat karena perbedaan cara pandang dalam berkeyakinan.

Seperti melarang aktivitas keagamaan, merusak rumah ibadah, diskriminasi atas dasar keyakinan atau agama, intmidasi atau pemaksaan keyakinan.

"Intoleransi itulah berkontribusi pada terjadinya tindak kekerasan dan pelanggaran HAM di Indonesia, baik oleh mereka yanh ekonominya lemah dan tingkat pendidikan yang lemah pula," paparnya

"Pemda menggiatkan dikusi antar umat beragama, maupun proaktif jika ada kasus kasus ditengah masyarakat yang berpotensi terjadi kericuhan sosial akibat intoleransi," lanjutnya

Sementara Ketua FKUB Loteng, Lalu Wirakrama mengatakan, pentingnya sikap toleran karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Bangsa indonesia terdiri dari enam Agama yamg diakui, 1600 sebaran suku bangsa.

"Jika dikelola dengan baik keberagaman ini bagaikan mozaik yang indah, tapi jika salah dikelola akan menjadi faktor pendorong adanya disitegrasi bangsa," katanya

Lebih jauh, ia menjelaskan toleransi tidak semata mata antara suatu agama dengan agama lain, tapi juga internal agama tersebut dengan aliran maupun sekte sekte dalam agama.

"Di Loteng konflik warga dengan jamaah salafi, yang kasus di Bunsalak seorang warga ditengarai sebagai dukun santet. Masih dijumpai  di kabupaten di NTB baik internal agama maupun antar agama," bebernya

Sementara Akademisi Unram, Syaifudin Gayep menjelaskan sisi lain intoleransi bahwa intoleransi tidak semata mata karena agama, tapi disebabkan juga oleh pengaruh globalisasi, kapitalisme dan media sosial.

"Keberadaan investasi pemerintah yang hanya mensejahterakan pemodal justru akan menyebabkan intoleransi," jelas dosen Unram ini

lanjutnya, pemodal menikmati hasil kekayaan perekonomian dengan masyarakat dengan SDM rendah hanyalah menikmati rumah dari dampak investasi.

Dikatannya, media sosial dapat menjadi akar intoleransi karena media sosial menyebabkan kurang interaksi acara langsung dengan seseorang, sehingga tidam ada adab, sopan sntun maupun empati terhadap sekeliling.

"Di dunia maya, mereka berteman tapi temannya hanya dunia maya sehingga lingkungan sekitarnya justru tidak dipedulikan," ucapnya

Pada kesempatan yang sama, Direktur WNTDC, Lalu Athar mengungkapkan pentingnya peran semua pihak dalam menjaga kerukunan dan menjauhi sikap intoleransi.

"Langkah menangkal sikap dan gerakan intolearan tentu tidak hanya melibatkan pihak pemerintah, tapi juga seluruh elemen masyarakat sehingga semua komponen bangsa bisa bekerjasama dalam mewujudkan toleransi demi tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia" pungkasnya. (Mr/Pn)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.