Menanti Harapan Pemerintah, MI Ta'lim Musyhibian Butuh Sarana Prasarana

Foto bersama saat penyerahan bantuan sosial Rumah cerdas dengan keluarga besar MI Ta'lim Musyhibian
LOMBOK BARAT,LINTASNTB. Potret buram pendidikan di wilayah Lombok Barat, rupanya tidak serta merta mendapat perhatian seluruhnya dari Pemerintah. Salah satunya, sekolah MI Ta'lim Musyhiban yang terletak di Dusun  Telor Jago Desa Sekotong Tengah yang tidak pernah mendapat sasaran bantuan sarana dan prasarana sejak 27 tahun.

Sekolah yang berdiri sejak 1991 tersebut, sejauh ini tidak sama sekali diperhatikan baik dalam bentuk RKB, Perpustakaan, Ruang Guru ruang TU serta bantuan lainya. kondisinya pun banyak yang rusak, sudah lapuk, kumuh dan terlihat apa adanya.

Kepala MI Ta'lim Musyhiban Murtazam  mengatakan, sekolahnya yang sudah berdiri sejak 27 tahun silam ini, tidak pernah disentuh oleh pemerintah, padahal, sejatinya sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, dapat menikmati bantuan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai dari pemerintah setempat.

"Pihak sekolah hanya menginisiasi  satu ruang kelas dijadikan ruang  kepala sekolah dan guru, selain itu ruang Perpustakaan sekaligus ruang guru," ungkapnya

Sejauh ini lanjut Murtazam, pihak sekolah telah berusaha beberapa kali mengusulkan permohonan bantuan unit RKB, namun sepertinya nihil dan tidak pernah ada realisasi dari pemerintah.

"Kenyataanya tidak pernah direspon sama sekali, padahal sekolah kami sangat butuh karena kondisi sekolah kita tidak ada perangkat penunjang pendidikan selama 27 tahun ini," cetusnya.

Meski sekolah ini sekolah terpencil, namun tidak seharusnya pemerintah melepas tanggung jawabnya untuk memenuhi dan membantu kekurangan sekolah, setidaknya walaupun tidak seberapa, minimal bisa diberlakukan yang sama dengan sekolah sekolah lain pada umumnya.

"Mestinya pemerintah respon, bisa melihat dan memberikan pelayanan pendidikan yang baik. Kondisi sekolah kami inikan jauh dari keterbatasan, tidak memiliki apa apa karena tidak pernah diberi kesempatan mendapat bantuan," keluhnya.

Fakta fisik sekolah kita juga terlihat kumuh akibat banyak beberapa fisik sekolah yang sudah rusak, kursi dan meja pun banyak yang rusak, plafon bocor, atapnya karatan dan banyak yang rusak.

"Kadang perbaikan sekolah ini hanya mendapat swadaya masyarakat. Atapnya itu juga baru diperbaiki, sengnya yang diganti hanya beberapa saja, itu semua swadaya," ungkapnya.

Selain itu kata dia,  kekurangan sarana dan prasarana di sekolahnya juga tidak ada salah satupun guru PNS bahkan  tidak adanya  tunjangan guru terpencil, yang ada hanya 9 orang guru yang masih honor semua.

"Ini juga harus bisa dijawab oleh pemerintah untuk menempatkan guru PN di sekolah kami," pintanya. 

Secara keseluruhan sekolahnya hanya mengandalkan dari dana biaya operasional sekolah (Bos) sebesar 21 juta dalam setahun. Peruntukan penggunaanya pun tetap mengikuti juklat juknis, bayangkan selain persennya untuk gaji guru yang ada tidak seberapa, belum untuk kebutuhan ATK dan lainnya.

"Bos kami sangat kecil, karena minim siswanya hanya 50 orang, semuanya diatur agar bisa jalan jalannya pendidikan disini," kukuhnya.

Namun meski dalam serba terbatas, pihaknya tetap aktif melakukan rutinitas belajar mengajar setiap hari, karena apapun itu, wajib dilaksanakan pembekalan ilmu terhadap peserta didik, karena sebagai lembaga pendidikan, tetap membekali pendidikan yang baik.

"Walaupun sekolah ini jauh dari sarana dan prasarana, namun  program proses belajar mengajar disini, tetap diprioritaskan," ucapnya.

Selebihnya, dia  mengharapkan perhatian penuh dari dinas terkait, agar dapat memberikan perhatian di sekolah kita, mengingat sekolah kita sangat butuh dengan sarana dan prasarana untuk keberlangsungan pendidikan yang berkualitas, sehingga kedepannya   perkembangan pendidikan disini dapat dirasakan, tutupnya. (Wan)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.