Kaya Inovasi, Desa Sribaye Berkesempatan Jadi Juara

Fauzan khalid saat memberikan sambutan dalam acara penilaian desa terbaik
LOMBOK BARAT,LINTASNTB. Di ujung masa tugasnya, Kepala Desa Saribaye Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Sarawan Sukandani ingin desa yang dipimpinnya menoreh prestasi.

“Kami ingin seperti orang tua kami (Desa Lingsar, red) bisa menuju Istana,” ujar Sarawan yang hari ini senin (3/9) terhitung menjadi akhir tugasnya selaku Kepala Desa untuk periode 2012-2018.

Desa Saribaye ini sedang mengikuti ajang Lomba Desa Terintegrasi Tingkat Provinsi NTB untuk Tahun 2018. Dengan menyisihkan 9 desa lain se- Lobar, Saribaye akan berkompetisi dengan 7 desa lain se Provinsi NTB. Untuk diketahui, sebelumnya Desa Lingsar yang merupakan desa induk dari Desa Saribaye pernah meraih juara nasional di ajang yang sama tahun lalu. Karena juara, Kepala Desa Lingsar berkesempatan menghadiri undangan dan mengikuti upacara 17 Agustus 2017 di Istana Negara.

“Hal yang luar biasa adalah desa ini inovatif. Walau usianya baru 7 tahun, banyak terobosan yang diciptakannya,” ujar Bupati Lobar H. Fauzan Khalid sambil mendorong pihak penilai bisa objektif memberikan penilaian.

Walau masih muda, desa ini bisa disebut sebagai desa kreatif dan mandiri. Dalam paparannya, Sarawan banyak mengungkapkan potensi desa yang telah mereka manfaatkan guna menarik investor (pihak ketiga, red) menggalakkan ekonomi warga.

“Kami memberdakan potensi untuk menjadi desa wisata. Di sini banyak orang melakukan kegiatan outbound dan rafting,” papar Sarawan sambil menuturkan akan bekerja sama dengan pihak lain dari Jogjakarta.

Desa ini pun sedang mengkonservasi Hutan Irup sebagai satu-satunya hutan yang ada di wilayah tersebut. Hutan yang ia maksud adalah lahan hutan seluas 36 are lebih, namun masih menyimpan keragaman hayati.

Menurut salah seorang warga, di Hutan Irup masih banyak pepohonan besar dengan diameter lebih dari 1,7 meter dan termasuk jenis pohon langka seperti pohon ara, dao, banyak rimbunan pepohonan bambu.

“Di sana pun masih banyak jenis pohon paku yang besar dan langa,” tutur warga tersebut.

Selain hutan irup, Sarawan pun menggalakkan lorong sayur di setiap gang pemukiman warganya dan saat ini sedang menggalakkan budi daya madu trigona.

Sarawan berangan-angan, madu trigona yang dikembangkan desanya mampu menghasilkan obat-obatan.

Selain sektor ekonomi, Desa Saribaye pun menggalakkan sektor pendidikan. Mereka menghimpun kelompok penyumbang dari warga desa untuk bisa membiayai pendidikan warganya yang kurang mampu. Program tersebut ia beri nama Bismilah yang merupakan akronim dari Bina Insan Saribaye Melalui Ilmu dan Amal Soleh.

“Saat ini kami baru mampu memberi beasiswa kepada 6 orang ke perguruan tinggi,” paparnya.

Melihat inovasi yang dilakukan desa ini, Bupati Lobar memberi apresiasi.

” Program tetap harus berjalan. Kita tidak ingin dikatakan lumpuh karena gempa,” pungkas Fauzan sambil meminta desa lain mencontoh semangat yang disuarakan oleh Sarawan.

Di kesempatan berbeda, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi NTB, H. Azhari menyambut baik terobosan yang dipaparkan Kepala Desa tersebut.

“Luar biasa terobosan yang dilakukan desa ini. Saya kira bisa menjadi nilai tambah dalam penilaian,” ujar Azhari.

Azhari pun menambahkan 3 hal pokok yang merupakan tugas desa yang akan dinilai, yaitu aspek pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan.

“Tim juri akan mengkonfrontir seluruh temuan dan administrasi dengan tiga aspek tugas itu,” pungkasnya.(cand)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.