Kemendikbud Verifikasi dan Assesment Sekolah Terdampak Gempa

Peninjauan sekolah yang rusak oleh tim kemendikbud
LOMBOK BARAT,LINTASNTB. Dengan dipimpin oleh Kepala Subdit Kelembagaan Direktorat SMP pada Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud RI, Mustari, paling sedikit 20 orang tenaga verifikator langsung diterjunkan ke Provinsi NTB.

Mereka akan bertugas selama 4 hari kerja untuk melakukan verifikasi terhadap laporan tentang kerusakan SMP, baik Negeri maupun Swasta akibat  bencana gempa yang disampaikan oleh masing-masing Kabupaten/ Kota. 

"Verifikasi ini menyasar Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Sumbawa Barat," terang Rury Fathurrahman, staff Pelaksana yang mendampingi Mustari. Masing-masing Kabupaten/ Kota diverifikasi oleh antara 1 sampai dengan 4 orang, tergantung banyaknya jumlah sekolah maupun area kerja verifikator. 

Untuk Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sendiri, ada tiga orang verifikator yang akan meneliti tingkat kerusakan 37 sekolah setingkat SMP.

"Untuk rusak berat, pembiayaan rehabnya dilakukan oleh Kemen PUPR, sedangkan kita (Kemendikbud, red) hanya akan mengalokasikan anggaran untuk sekolah yang rusak ringan sampai sedang," papar Rury saat ditemui di Aula Kantor Dinas Dikbud saat memberikan desiminasi kepada para verifikator, Kamis (6/09).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lobar, Hendrayadi menuturkan bahwa dua hari pasca gempa 7,0 Skala Richter tanggal 5 Agustus lalu, pihaknya sudah menghimpun informasi dan data awal. 

"Hasil pantauan kita, 37 sekolah SMP terkena dampak. dua di antaranya rusak berat, yaitu SMPN 2 Gunung Sari dan SMPN 4 Lingsar," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya. 

Untuk diketahui, jumlah SMP di Lobar adalah sebanyak 41 Negeri dan 14 swasta. Hendra memastikan, jumlah SMP yang rusak tersebut terbanyak di empat kecamatan terdampak paling parah, yaitu Kecamatan Batu Layar, Gunung Sari, Lingsar, dan Narmada. 

"Walau kita punya data awal, tapi kita masih menunggu 4 hari ke depan hasil assessment mereka," ujar Hendra. Ia memastikan berdasarkan info dari Rury, bahwa semua sekolah yang rusak ringan dan sedang langsung ditangani di tahun ini. 

Selain SMP, tingkat SD pun tidak lepas dari dampak gempa. 

"Kita sudah melaporkan 158 SD, 109-nya adalah SD negeri. Dari 109 itu, 12 sekolah rusak berat yang akan ditangani oleh Kemen PUPR, " tutur Hendra. 

Hendra menjamin semua SD rusak itu ditangani pihaknya dengan segera. 

"Kita sudah MoU dengan Pemerintah Pusat," tutur Hendra sambil menyodorkan secarik kertas daftar Nam sekolah yang sudah MoU. 

Melihat proses rehabilitasi dan rekonstruksi sekolah rusak, Hendra memberikan solusi.

"Kita bukan saja harus menyediakan tenda darurat, tapi juga  sekolah darurat, " pungkas Hendra yang memastikan bahwa proses rehabilitasi dan rekonstruksi bisa berlangsung lebih dari empat bulan.(rls/cand)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.