Bahasa Indonesia & Daerah Modal Utama Persatuan Bangsa

Wakil gubernur Hj. Siti Rohmi dalam seminar nasional di grand madani
MATARAM,LINTAANTB. Kita memang tidak mau tertinggal dengan era globalisasi, maka dari itu untuk bisa bertahan kita harus menempatkan bahasa persatuan pada posisi yang pas. Bahasa asing adalah bahasa pendukung tapi yang menjadi modal utama kita dalam persatuan adalah bahasa Indonesia dan bahasa daerah, tentunya dengan meneguhkan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari kita.

Itulah hal yang dikemukakan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd,  saat membuka sekaligus memberi arahan pada acara Seminar Nasional bertajuk "Kontribusi Bahasa dan Sastra Terhadapa Pembangunan Daerah, di Hotel Grand Madani, Selasa (23/10).

Menurut Wagub, bicara bahasa itu bicara cinta, berbicara pelestarian bahasa tidak bisa seperti kita bicara infrastruktur, melestarikan bahasa adalah bagaimana kita mengawali kecintaan kita pada bangsa dan negara.

Untuk itu Wagub menegaskan, apapun hal yang bisa dibantu oleh Pemerintah Provinsi, akan dibantu. Mengenai lahan akan ditindaklanjuti kembali oleh Pemprov NTB beserta jajarannya. "Masa untuk mendorong pelestarian bahasa kita masih mikir-mikir, Insyallah, begitu juga dengan Pergub", tegasnya.

Wagub berharap Seminar yang pesertanya mewakili komunitas atau kelompok tersebut, akan bermanfaatnya untuk bagi generasi muda agar bagaimana bisa meneguhkan bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari.

"Harapan saya seminar ini ada tindak lanjutnya dan hari demi hari kantor bahasa NTB diisi oleh kegiatan yang meyakinkan kita, bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa kecintaan kita, kebanggaan kita, begitu juga dengan bahasa daerah", pungkasnya.

Sebelumnya Kepala Kantor Bahasa NTB, Drs. Songgo Siruah menyampaikan, tujuan diadakannya seminar ini adalah untuk menggali dan mempublikasikan kontribusi sastra dan bahasa terhadap pembangunan daerah. Sekaligus  memperingati lahirnya bahasa Indonesia yang jatuh di Bulan Oktober. Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu satu hari, diikuti tak kurang 150 peserta dari berbagai instansi pemerintah, guru, dosen, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan wartawan.

Ia juga melaporkan bahwa saat ini kantor Bahasa NTB masih menumpang di tanah milik Pemerintah Provinsi. Ia berharap agar tanah seluas 3028 meter dalam waktu dekat bisa dihibahkan dan menjadi milik Kantor Bahasa.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Prof. Dadang Sunendar, M.Hum menyampaikan apresiasi kepada Kepala Kantor Bahasa NTB yang berinisiatif melaksanakan kegiatan seminar ini, terutama kerjasama terpadu antara pemerintah daerah dengan seluruh Balai Kantor di tanah air. "Terimakasih juga disampaikan kepada Wakil Gubernur NTB atas bantuan dan kerjasama Pemda dalam acara itu. 

Selanjutnya, Prof Dadang menerangkan, catatan dari Kantor Bahasa adalah diperlukan satu Perda atau Pergub agar tetap menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, sekaligus untuk melindungi bahasa dan sastra daerah di NTB. "Jadi tugas utama dari badan bahasa beserta UPT di Provinsi adalah menjaga tegaknya bahasa negara, sebagai jati diri bangsa kita, sekaligus sebagai sarana pemersatu dan komunikasi antar daerah dan budaya di tanah air" terangnya.(cand)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.