Pemulihan Trauma Anak-anak Korban Gempa NTB, Rajawali Foundation Selenggarakan “Kita Bercerita”

LOMBOK UTARA,LINTASNTB. Rajawali Foundation akan menyelenggarakan kegiatan  “Kita Bercerita” sebagai bentuk trauma healing bagi anak-anak korban bencana  gempa bumi di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tanggal 16 Oktober 2018. Kegiatan  Kita Bercerita merupakan gelombang ketiga dari Program Rajawali Peduli (Rajawali  Care), yang disalurkan oleh Rajawali Foundation bagi korban gempa di provinsi  tersebut.  
  
Direktur Rajawali Foundation Agung Binantoro, Selasa (16/10), di Jakarta,  mengungkapkan, target utama kegiatan Kita Bercerita atau Keluarga Indonesia  Teman Anak Bercerita adalah orang tua yang memiliki buah hati pada usia  dini. Kegiatan ini merupakan aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan budaya  bercerita kepada anak. Dalam program ini, Rajawali Foundation juga juga  menyalurkan bantuan  komputer di dua sekolah yang dikunjunginya pada hari  tersebut.  
  
“Kami berharap, kegiatan ini dapat mampu memulihkan kondisi korban bencana,  khususnya anak-anak,” ujarnya.  
  
Sebelumnya, lanjut Agung, mulai bulan Agustus 2018 lalu, Rajawali Foundation  didukung oleh Rajawali Corpora telah mulai menyalurkan bantuan untuk korban  gempa di NTB. Bantuan gelombang pertama telah disalurkan pada tanggal 2  September 2018 berupa bantuan untuk turut mengatasi keadaan darurat bagi korban  bencana, di antaranya selimut, obat-obatan, personal hygiene, popok bayi, cairan  antiseptik, tenda atau terpal, sarung serta bahan makanan yang masih diperlukan,  seperti air minum, serta makanan kaleng yang dapat bertahan lama. Disalurkan pula  bantuan dukungan pendidikan, seperti alat-alat tulis.  
  
Pada gelombang kedua disalurkan bantuan untuk tahap pemulihan pascabencana  (rehabilitasi) pada tanggal 19 September 2018, di antaranya tenda atau terpal, serta  bahan makanan yang dapat bertahan lama, kelambu atau jaring nyamuk, pil kina, obat  anti nyamuk, dan serta obat-obatan lainnya terutama guna membantu mencegah  terjangkitnya penyakit malaria.  
  
“Oleh karena itu, sesuai dengan skema yang telah kami rencanakan dalam program  bantuan bagi korban gempa di NTB, kini saatnya kami memberikan bantuan tahap  

atau gelombang ketiga, yaitu trauma healing dalam bentuk kegiatan Kita Bercerita,”  imbuh Agung.

Lebih jauh, Agung mengatakan, penyaluran bantuan untuk korban bencana gempa  bumi di NTB ini merupakan implementasi program Peduli Bencana dari Rajawali  Foundation. Sebelumnya, lembaga ini telah cukup berpengalaman dalam  memberikan bantuan darurat dan pemulihan pasca bencana untuk para korban  letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara.   
  
Pada kesempatan yang sama, Managing Director Corporate Affairs and Business  Development Rajawali Corpora, Satrio Tjai, mengatakan, kegiatan KITA  Bercerita diinisiasi oleh Rajawali Corpora dan Rajawali Foundation sebagai salah satu  program kolaborasi corporate social responsibility Rajawali Group.  
  
“Para champions dari Kita Bercerita berasal dari unit-unit bisnis di bawah Rajawali  Corpora Group,” ungkap Satrio. 
  
Selain turut membantu dalam gerakan Kita Bercerita, unit-unit bisnis di bawah  Rajawali Corpora, seperti Rajawali Televisi (RTV), Eagle High Plantation, Archi Group,  Fortune Indonesia (FORU), Triaryani, Rajawali Property Group, Express Group, dan  Velo Networks, juga turut memberikan donasinya dalam program Rajawali Care untuk  korban gempa di NTB yang telah disalurkan dalam gelombang sebelumnya.  
  
“Di samping itu, bantuan juga datang dari para karyawan di lingkungan keluarga  besar Rajawali Group, baik secara material maupun tenaga,” imbuh Satrio. 
  
  
Di Dua Sekolah 
  
Lebih jauh tentang Gerakan Kita Bercerita, Satrio mengatakan, kegiatan  tersebut akan dipusatkan di dua tempat. Pertama, di Sekolah Dasar Negeri 1  Mekar Sari yang beralamat di Desa Mekar Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten  Lombok Barat. Ada 125 siswa di sekolah tersebut yang menerima bantuan.  Kedua, 
Sekolah Dasar Negeri 1 Penimbung, yang beralamat di Desa Penimbung Kecamatan  Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Ada 125 siswa yang menerima bantuan di  sekolah tersebut.  
  
“Dalam kegiatan ini, sukarelawan akan menghibur anak-anak korban gempa, di  antaranya dengan membawakan cerita tentang keragaman Indonesia menggunakan  boneka tangan dan buku cerita,” ungkapnya. Selain bercerita, anak-anak yang hadir  diajak melakukan yel-yel dan bernyanyi. KITA bercerita juga memberikan hadiah  hiburan kepada sebagian adik-adik yang hadir. 
  
Menurut Satrio, metode penanganan berdasarkan kebutuhan korban dan pemulihan  bencana terdiri dari tiga aspek penting dalam korban, yaitu emosional, intelektual, dan  spiritual, yang diharapkan mampu memulihkan kondisi korban bencana secara  menyeluruh. Untuk pemulihan trauma sendiri ada dua cara, yaitu pemberian obat dan  terapi psikis.  
  
“Kita Bercerita lebih masuk kepada pemulihan dengan aspek emosional dan  intelektual dengan metode terapi psikis melalui terapi bermain, yaitu memanfaatkan  medium permainan dan tarian guna mengekspresikan emosi si anak,” terangnya.

Satrio berharap, kegiatan Kita Bercerita untuk anak usia dini diharapkan dapat  membawa banyak manfaat, khususnya dalam mempererat hubungan dalam keluarga,  serta membangun karakter dan meningkatkan kompetensi anak untuk menempuh  jenjang pendidikan selanjutnya. 
  
“Dengan manfaat yang begitu besar, kegiatan bercerita ini menjadi satu cara edukasi  yang mudah dan murah dalam meningkatkan kualitas generasi Indonesia pada masa  mendatang,” tandas dia.  
  
Tentang Kita Bercerita dapat di lihat infomasinya lebih lanjut 
di Website: www.rajawalifoundation.org, Facebook: Kita Bercerita, Instagram: 
@kitaberceritaid, atau di Twitter: @kitaberceritaid.

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.