Baznas Microfinance Desa Diluncurkan di Lombok

LOMBOK BARAT,LINTASNTB. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui BAZNAS Microfinance meluncurkan BAZNAS Microfinance Desa (BMD) di Lombok. Peluncuran dilakukan di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), dan dihadiri langsung oleh Bupati H. Fauzan Khalid, Rabu (23/1). Hadir dalam peluncuran BMD tersebut antara lain,  Gubernur NTB yang diwakili oleh Kepala Dinas Koperasi Dan UKM, Kepala Dinas Perindag Lobar, Ketua BAZNAS NTB dan Lobar, serta para mitra penerima manfaat BMD Gunung Sari.  

Direktur BMD, Noor Aziz mengatakan peluncuran BMD ini merupakan bagian dari upaya BAZNAS untuk terus mendukung kebangkitan ekonomi masyarakat Lombok dengan menumbuhkembangkan usaha kecil masyarakat, terutama pelaku usaha mikro melalui penguatan permodalan dan penguatan ekonomi masyarakat.

“Total anggaran pembiayaan dari BMD untuk tahap awalnya mengalokasikan sebesar Rp. 600 juta dan sudah membiayai 200 mitra lebih dengan anggaran Rp. 400 juta lebih yang sudah  tersalurkan kepada masyarakat untuk memberikan layanan permodalan dan pengembangan usaha,” katanya.

Pada dasarnya BMD Gunung Sari yang diluncurkan BAZNAS kali ini merupakan kelanjutan dari paket program pengembangan Pasar Darurat Gunung Sari yang telah memfasilitasi lebih dari 500 pedagang.

BMD Gunungsari sendiri telah beroperasi sejak November 2018. Tercatat sudah lebih dari 200 pelaku usaha mikro yang telah dibiayai melalui BMD dengan total Pembiayaan lebih dari 400juta. BMD juga telah mengoperasikan program Santripreneur melalui kerjasama dengan Pesantren Nurul Hakim Kediri, Lobar.

Dalam kesempatan itu, Bupati H. Fauzan Khalid dalam sambutannya menyampaikan rasa terimaksih kepada BAZNAS atas peluncuran program BMD di Lombok. Fauzan optimis program ini dapat membantu masyarakat dengan dibukanya akses pembiayaan kepada para pelaku usaha mikro, pemberian pelayanan pengembangan usaha serta dukungan peningkatan kapasitas usaha pruduktif.

“Program Mikrofinance ini sangat diperlukan untuk memerangi rentenir yang telah menjerat para pengusaha mikro di masyarakat seperti bank subuh," katanya.

BMD sendiri merupakan lembaga keuangan mikro nirlaba dengan menggunakan skema percampuran antara dana infaq dan zakat. Dalam hal ini, Dana Infaq merupakan dana yang digunakan untuk membiayai modal kerja dan bergulir, yaitu pembiayaan yang harus dikembalikan oleh mitra kepada BMD sesuai jumlah dana yang diterima.

Adapun Dana Zakat digunakan untuk membiayai Modal investasi, yaitu pembiayaan modal untuk memperkuat sarana usaha (produksi/distribusi) maupun aset yang merupakan hak mereka sebagai penerima zakat. Oleh karena itu, BMD merupakan Keuangan Mikro Non Profit. Selain permodalan, BMD juga memfasilitasi peningkatan kapasitas melalui pelatihan-pelatihan juga layanan pengembangan usaha.

Sementara itu, Komisioner BAZNAS Pusat, Emmy Hamidyah berharap, program BMD yang juga merupakan program lanjutan pasca gempa beberapa waktu lalu ini masyarakat dapat makmur dan bangkit kembali.

“Waktu gempa terjadi, BAZNAS sudah ada. Kita ikut membantu masyarakat melakukan evakuasi,” ungkapnya. 

Sejak diguncang gempa 7.0 SR beberapa bulan yang lalu, BAZNAS terus mendorong dan mendukung Kebangkitan ekonomi masyarakat Lombok. Berbagai program telah dilaksanakan, mulai dari pembangunan Huntara (Hunian Sementara), sekolah, tempat ibadah, layanan kesehatan, pasar darurat, dan beberapa program lain. Hingga saat ini, BAZNAS terus melanjutkan penguatan ekonomi masyarakat,  baik melalui penguatan permodalan dan fasilitasi akses-akses ekonomi lainnya.(cand)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.