Festival Bau Nyale Untuk Pererat Silaturahmi

Sumbawa Barat  –  Festival bau Nyale merupakan tradisi turun temurun masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dalam tradisi itu, ribuan orang menangkap cacing laut di sepanjang pantai selatan, mulai dari Kute, Pantai Seger, Pantai Kaliantan, hingga Pantai Tabuan dipadati ribuan warga.

Tradisi Bau Nyale ini dilaksanakan setiap bulan Februari. Cacing-cacing laut ini dikenal dengan sebutan Nyale, yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika. Mandalika dikenal sebagai putri cantik yang memilih menceburkan diri ke laut lepas, menghindari peperangan antar pangeran yang memperebutkan dirinya.

Tradisi ini ternyata bukan saja hanya dilaksanakan oleh masyarakat yang ada di Lombok tetapi event ini juga dilaksanakan oleh sebagian masyarakat yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tepatnya di pantai selatan Kecamatan Sekongkang.

Seperti di Pantai Trophy Sekongkang, Minggu (24/2/) dini hari, ribuan warga sudah berkumpul. Mereka pun bersiap merayakan tradisi Bau Nyale atau menangkap cacing laut, Event bau nyale ini dilaksanakan agar memperat tali silaturahmi masyarakat, ini sebagai menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Dalam kesempatan itu Camat Sekongkang, Syarifuddin, ST., pada event pembukaan Festival Bau Nyale di pantai Trophy-Sekongkang, Sabtu (23/2) mengatakan bahwa Bau Nyale menjadi event tahunan dan rutin dilaksanakan oleh warga masyarakat Sekongkang, event ini dilaksanakan dengan sangat sederhana dan menjadi kearifan lokal yang populer, tak kalah dengan event surfing yang mendunia di Sekongkang.

“ event Bau nyale ini memiliki efek budaya yang sangat penting bagi masyarakat di sini, saya berharap semoga di tahun depan festival Bau Nyale ini memiliki anggaran yang besar sehingga pelaksanaannya menjadi semakin meriah,” harap Syarifuddin.

Sementara itu, Sekretaris Daerah KSB, H. Abdul Azis, S.H,. M.H., juga menambahkan festival Bau Nyale ini merupakan event silaturahmi dimana berkumpulnya semua masyarakat untuk bersama-sama menangkap Nyale, dan festival ini memang telah menjadi event tahunan yang tetap dilaksanakan di Kecamatan Sekongkang.

Lebih lanjut, Sekda mengungkapkan bahwa anggaran untuk perayaan Bau Nyale ini memang masih sangat terbatas karena 40% dari nilai anggaran khusus untuk pariwisata digunakan untuk infrastruktur. Ungkap Sekda.

“Untuk festival Bau Nyale ini akan tetap menjadi perhatian sehingga sama dengan pelaksanaan event surving.” tambah Sekda.

Sekda juga mengajak masyarakat KSB pada umumnya untuk menjunjung tinggi nilai kesopanan atau atitude dan etika dalam menyongsong masa depan KSB karena atitude dan etika menjadi salah satu penentu majunya pariwisata.



(Ibrahim)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.