Manasik Haji Usia Dini, Wadah Pembelajaran Agama yang Tak Terlupakan

MATARAM,LINTASNTB. Labbaik allaahumma labbaik. Ya Allah kami datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada daya dan sekutu bagi-Mu. Hanya kepada-Mu kami menyembah.

Suara kumandang talbiyah menggema di udara yang terus menerus dilanjutkan anak-anak ribuan anak-anak TK Se - Kota Mataram. Mereka berkumpul bersama. Melaksanakan praktek manasik haji sebagai wujud kesempurnaan dari Islam.

Mengenal Islam, bukan hanya sekedar tahu dan hafal rukunnya. Sebagai Orang islam /Muslim, harus menjadikan agama yang dianutnya sebagai aturan dalam menjalani hidup - kehidupan dan semuanya sangatlah penting. Terlebih bagi anak usia dini sebagai pembiasan dalam kesehariaanya

Hampir tujuh bulan yang lalu, Lombok dilanda gempa yang dahsyat. Ratusan jiwa melayang. Bangunan rumah, kantor, sekolah, rata dengan tanah. Trauma psikis akibat gempa melanda semua lapisan. Mulai anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang tua.

Pemerintah beserta masyarakat terus berupaya melakukan perbaikan. Mental healing dan recovery terus dilaksanakan, khususnya di bidang pendidikan. Bangkit dari keterpurukan. Menggapai kehidupan yang jauh lebih baik dan berkah.

FKG PAI TK Provinsi NTB, sebagai salah satu organisasi yang menaungi pendidikan agama Islam di TK, terus berkontribusi dalam pendidikan membangun kembali Lombok. Berkiprah memperbaiki akhlak, karakter, dan mental generasi bangsa.

Salah satu program FKG PAI TK Provinsi NTB adalah kegiatan Manasik Haji. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin dilaksanakan tiap tahun.

Kegiatan Manasik Haji tahun ini digelar pada tanggal 27 Februari 2019. Bertepatan dengan tanggal 22 Jumadil Akhir 1440 H dan diselenggarakan di Asrama Haji Provinsi NTB.

Berdasarkan data pendaftaran peserta manasik haji mencapai 3000 lebih anak. Berasal dari 83 TK Se-Kota Mataram yang terbagi dalam 90 kloter. Jika dihitung dengan jumlah guru damping, orang tua wali dan panitia maka jumlah keseluruhan kurang lebih mencapai 70.000 orang. Semuanya haru dan bahagia dalam menjalankan semua tahapan prosesi kegiatan manasik haji ini. 

Bunda Mutia selaku Ketua Panitia sekaligus Ketua FKG PAI Provinsi NTB dalam laporannya menyampaikan,

" Manasik haji yang diselenggarakan FKG PAI TK Provinsi NTB bertujuan untuk mengenalkan proses dalam ibadah haji, menanamkan nilai-nilai perjuangan Islam, siap berqurban sejak dini, serta menumbuhkan semangat bangkit dari musibah. Anak-anak Lombok adalah anak-anak yang kuat, cerdas, dan ceria. InsyaAllah".

Dalam acara ini, turut hadir Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Kabid Pakis Haji Kemenag Provinsi NTB dan Kota Mataram, Kasi Peserta Didik dan Pendidikan Karakter P PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kota Mataram, Pengawas TK Dinas Pendidikan Kota Mataram, Dewan Pertimbangan Organisasi FKG PAI TK Provinsi NTB, Ketua IGTKI PGRI Prov. NTB, Ketua IGTKI Kota Mataram, Ibu DAN Lanud Zam Rembiga Mataram, dan Ketua FKG PAI Kota Mataram.

Proses manasik haji dimulai dari Arafah dan dilepas oleh Bapak Kadis Pendidikan Kota Mataram yang sebelumnya memberikan Sambutan sikat dengan pekikaan takbir dengan isi sambutan yang berapi api dengan penuh semangat hingga membuat seluruh tamu undangan dan anak-anak /peserta manasik haji antusias ingin segera kegiatan berlangsung dimulai serenta menumbuhkan Kecintaan terhadap nilai nilai yg terkandung di rukun islam yang kelima tersebut (Haji). 

Dalam buku Sirah Nabawiyah, Arafah tempat bertemunya Nabi Adam as dengan Siti Hawa. Arafah juga adalah tempat berkumpulnya manusia di hari perhitungan amal kelak. Di Arafah, anak-anak melantunkan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas serta kalimat sakral kalimatul Talbiah/ kalimat panggilan . Berniat untuk memulai melaksanakan ibadah haji. Wajah nan ceria. Semangat tetap menghiasi wajah anak-anak walaupun cuaca sangat terik.

Dari Arafah, anak-anak menuju ke Mudzdalifah. Di tempat ini anak-anak diajarkan untuk mempersiapkan diri melakukan jumrah. Mereka mencari 21 kerikil untuk dilempar di tempat Jumrah. Barulah setelah itu anak-anak berjalan menuju ke Mina.

Mina, tempat melaksanakan mabit atau bermalam. Selama mabit ibadah dzikir, talbiyah dan shalat Sunnah diperbanyak.

Selesai mabit di Mina, proses manasik haji berikutnya adalah melempar jumroh. Ula, wustha, dan aqabah. Anak-anak melempar 7 batu di setiap jumrah yang sudah disiapkan dari Mudzdalifah.

Proses ini mengingatkan akan perjuangan Nabi Ibrahim as melawan syaitan dalam melaksanakan ibadah qurban.

Selanjutnya, tawaf. Berjalan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. Beristilam di rukun Yamani. Mengecup dan mengangkat tangan di depan Hajar Aswad.

Manasik Haji belum selesai sampai di sini. Setelah tawaf, ibadah berikutnya Sa'i. Berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali. Anak-anak sangat antusias.

Ibadah Sa'i, mengajarkan perjuangan dari Ibunda Siti Hajar dalam mencari air untuk putra beliau Nabi Ismail as. Di tengah terik Padang pasir. Tak ada manusia selain dirinya dan bayi mungilnya yang kehausan. Saat tak ada setetes air pun. Beliau tetap berikhtiar. Berusaha mendaki bukit yang terjal demi mendapatkan air.

Allah yang Maha Rahiim, membalas perjuangan Ibunda Hajar dengan munculnya Zam-zam dari hentakan kaki mungil Ismail as.

Maka, setelah Sa'i peserta manasik haji melakukan tahallul. Mencukur rambut. Bertakbir. Meminum Air Zam-zam sebagai wujud syukur dan kemenangan.

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.