Akibat Tersembunyi Emas: Cacat Lahir dan Kerusakan Otak Berdampak Pada Generasi

Balita Korban Dari Merkuri
Seorang penambang liar di pulau Sumbawa Indonesia sedang memeriksa nugget emas yang dicampur dengan merkuri beracun, yang digunakan untuk mengekstraksi logam berharga dari bijih yang digerus.

New York Times oleh Richard C. Paddock CIDAHU, Indonesia - Ribuan anak lahir dengan cacat lumpuh bawaan lahir. Sebanyak setengah juta orang mengalami keracunan. Bahan kimia beracun banyak ditemukan dalam bahan makanan. Tuduhan menutup-nutupi dan menerima suap diarahkan pada pejabat pemerintah dan petugas kepolisian.

Ini adalah warisan perdagangan merkuri di Indonesia, bisnis ilegal yang terkait dengan produksi emas yang sangat menguntungkan. Lebih dari seratus negara telah bergabung dalam gerakan kampanye global untuk mengurangi perdagangan internasional merkuri, unsur kimia yang sangat beracun sehingga “tidak ada tingkat paparan yang aman,” menurut para pakar kesehatan.

Namun upaya itu menjadi bumerang di Indonesia, di mana banyak produsen ilegal bermunculan untuk memasok penambang liar dan mengganti merkuri yang sebelumnya diimpor dari luar negeri. Sekarang, Indonesia memproduksi begitu banyak merkuri pasar gelap sehingga Indonesia kini telah menjadi pemasok utama di dunia, secara diam-diam mengirim ribuan ton ke negara-negara lain.

Banyak merkuri dikirim dan digunakan dalam kegiatan penambangan emas di Afrika dan Asia, melalui Dubai dan Singapura, menurut catatan pengadilan - dan kegiatan perdagangan ini memiliki konsekuensi yang mematikan.

"Ini adalah krisis kesehatan masyarakat," kata Yuyun Ismawati, salah satu pendiri kelompok lingkungan hidup Indonesia, Nexus3 Foundation, dan penerima Penghargaan Lingkungan Goldman 2009 (2009 Goldman Environmental Prize). Dia menyerukan larangan ke seluruh dunia tentang penggunaan merkuri dalam kegiatan penambangan emas.

Merkuri bisa sangat berbahaya karena menumpuk di rantai makanan, menyebabkan berbagai gangguan, termasuk cacat lahir, masalah neurologis dan bahkan kematian. Saat ini, terlepas dari semua risiko yang ditimbulkannya, para penambang skala kecil yang menggunakan merkuri beroperasi di sekitar 80 negara di Asia, Afrika, dan Amerika. 

Mereka memproduksi merkuri hingga 25 persen dari semua emas yang diperjualbelikan. Seiring semakin meningkatnya produksi emas di seluruh dunia, demikian juga merkuri – yang meracuni udara dan makanan orang yang ribuan km jauhnya. Penambangan emas skala kecil adalah sumber tunggal terbesar pencemaran merkuri.

Sebuah penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini terhadap wanita di 24 pulau terpencil menemukan bahwa lebih dari setengahnya menunjukkan kadar merkuri yang tinggi dalam tubuhnya. Para wanita tersebut hidup jauh dari sumber polusi merkuri tetapi mengkonsumsi makanan yang kaya akan ikan. Di Amerika Serikat, ikan yang terkontaminasi adalah sumber keracunan merkuri nomor satu.

Indonesia, negara dengan populasi terpadat keempat di dunia, cukup terkenal dengan banyaknya jumlah penambang emas liar dan yang lebih mengkhawatirkan adalah ada beberapa pejabat penegak hukum yang bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan perdagangan merkuri malah mengambil keuntungan darinya.
Cece Rifa'i, mantan penambang, bertanggung jawab atas meningkatnya jumlah merkuri di Indonesia dan penyebaran kontaminasi merkuri di seluruh Indonesia. Tapi dia tidak menyesal.

"Saya tidak merasa bersalah tentang apa pun," katanya dari beranda rumah berlantai dua di pulau Jawa.

Selama bertahun-tahun, Cece adalah pelopor dalam jaringan produsen, pedagang, dan penyelundup merkuri ilegal yang memasok merkuri untuk para penambang emas di seluruh Indonesia, yang digunakan untuk mengekstraksi emas dari bijih yang dihancurkan.
Pada satu hari, saat mengoperasikan furnace/tanur yang dia bangun di halaman belakang rumahnya, dia bisa menghasilkan satu ton merkuri pasar gelap senilai lebih dari $ 20.000, katanya.

Selama beberapa dekade, Indonesia mendapatkan sebagian besar merkurinya secara legal dari Amerika Serikat dan Eropa. Tetapi menyadari akan risiko bahaya pekerjaan yang dilakukannya, negara-negara Barat mulai mengurangi ekspor merkuri sejak enam tahun lalu.

Sejak 2013, 114 negara, termasuk Indonesia, telah menandatangani Konvensi Minamata, sebuah perjanjian internasional yang mulai berlaku pada tahun 2017 dan yang mewajibkan negara-negara peserta untuk mengurangi ekspor dan penggunaan merkuri di berbagai industri.
Namun demikian, data perdagangan PBB menunjukkan bahwa Indonesia menjadi pengekspor merkuri yang signifikan dari 2015 hingga 2017, dengan jumlah ekspor tertinggi mencapai puncaknya sebanyak lebih dari 320 ton pada 2016.

Yuyun, penggiat lingkungan, memperkirakan bahwa produsen ilegal di Indonesia memproduksi lebih dari 10.000 ton merkuri per tahun. Sekitar sepertiganya digunakan dalam kegiatan penambangan emas di Indonesia, katanya, sisanya diselundupkan ke luar negeri.

Pemerintah telah melarang penggunaan merkuri untuk kegiatan penambangan emas pada tahun 2014, tetapi tidak banyak melakukan upaya pembatasan penggunaannya, membersihkan lokasi-lokasi  yang terkontaminasi atau memperingatkan publik akan bahaya yang ditimbulkannya.

Dalam survei di 24 titik panas, Nexus3 Foundation dan tim dokter independen menemukan lebih dari 700 kasus dugaan keracunan merkuri, termasuk anak-anak dengan cacat lahir dan penduduk Desa dengan kelainan neurologis yang tidak dapat diperbaiki. Setidaknya 45 telah meninggal.

Berdasarkan studi ini, kelompok lingkungan memperkirakan bahwa kegiatan penambangan yang telah berlangsung selama beberapa dekade telah meracuni 500.000 orang.
Perdagangan merkuri sangat menguntungkan, tetapi bisnis tambang emas yang didukungnya jauh lebih menguntungkan. Menurut beberapa perkiraan, penambang emas skala kecil ilegal di Indonesia menghasilkan sebanyak $ 5 miliar per tahun.

Kemiskinan tersebar luas di Indonesia, dan banyak orang, yang menganggur dan menjalani hidup susah, telah berbondong-bondong mencari penghidupan di ladang tambang emas.
Sebagai penambang, mereka sering hidup dengan mengabaikan hukum, menggali bijih di tanah tanpa izin atau izin pemerintah, kadang-kadang melakukannya di area taman nasional dan kawasan lindung.

Untuk mengekstraksi emas, para penambang mencampurkan merkuri cair dengan bijih yang dihancurkan. Emas dalam bijih berikatan dengan merkuri untuk menghasilkan amalgamasi  logam. Para penambang memanaskan gumpalan kecil dengan obor, mengeluarkan uap merkuri ke udara dan mendapatkan emas.
Banyak penambang emas liar menyukai metode ini karena memberi mereka keuntungan yang cepat.

Tetapi di komunitas pertambangan, kadar merkuri di udara bisa sangat tinggi. Air limbah yang mengandung merkuri bisa mengalir ke sawah / ladang, sungai dan teluk, mencemari padi, buah-buahan dan ikan, penelitian menunjukkan.

Pejabat pemerintah telah mengetahui tentang masalah kesehatan terkait merkuri yang terjadi di lokasi tambang emas sejak 2012, kata Yuyun, tetapi mereka belum memperingatkan para warga tentang bahaya mengkonsumsi beras dan ikan yang berpotensi terkontaminasi merkuri.

Tahun lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia melakukan tes di tujuh area  pertambangan dan mengidentifikasi 558 orang dewasa dan anak-anak dengan tingkat kadar merkuri yang tinggi, banyak di antaranya mengalami tingkat keterpaparan yang parah.  Hasil sampel juga menemukan tingkat kontaminasi yang tinggi pada beras.

Tetapi Kementerian belum memberi tahu subyek akan hasil tes tersebut  atau mengeluarkan peringatan publik karena dikhawatirkan akan memicu kepanikan seputar keamanan pasokan makanan.

"Secara sengaja menyembunyikan hasil yang membahayakan kepentingan publik adalah suatu kejahatan," kata Yuyun, peneliti utama penambangan skala kecil di International Pollutants Elimination Network. Orang-orang sekarat dan memiliki sedikit akses terhadap pengobatan yang efektif. Pemerintah harus menghentikan perdagangan merkuri dan membersihkan kontaminasi ini," jelasnya.

Pejabat Kementerian Lingkungan Hidup menolak untuk diwawancarai dan tidak menanggapi pertanyaan tertulis.
Pejabat di kantor Presiden Indonesia, Joko Widodo, mengakui bahwa pencemaran merkuri merupakan masalah serius dan mengatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan rencana aksi nasional yang menyerukan untuk membersihkan empat titik panas.

Presiden juga telah memerintahkan pihak kepolisian dan militer untuk mengambil tindakan terhadap personil yang ditemukan terlibat dalam perdagangan logam ilegal. Juru bicara untuk pihak kepolisian nasional dan militer menolak untuk diwawancarai.
Pejabat pemerintah mengatakan bahwa masyarakat telah diperingatkan akan  bahaya merkuri, tetapi tidak begitu banyak bukti ditemukan di lokasi pertambangan. Banyak para penambang berpendapat bahwa penggunaan merkuri tidak berbahaya.

Peran / keterlibatan pejabat korup dalam perdagangan emas dan merkuri diakui secara luas tetapi jarang ditangani oleh pemerintah.
Beberapa oknum polisi dan militer diduga turut membiayai operasi penambangan emas, meminta uang perlindungan, mengawasi tambang milik mereka sendiri dan memastikan merkuri dan emas terkirim secara aman. Banyak merkuri yang disita oleh polisi dengan jumlah ton yang besar hilang.

"Ketika kami pergi ke lapangan dan berbicara dengan orang-orang di sana, mereka mengakui bahwa pihak kepolisian memberi mereka merkuri," kata Putu Selly Andayani, kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 

Mereka mengatakan polisi membantu mereka mengatur penambangan ilegal."
Di Indonesia, para penambang bekerja dengan merkuri secara kasat mata tanpa merasa takut akan mendapat hukuman. Penangkapan sesekali terhadap pekerja furnace / tanur dan penyelundup nyaris tidak mengganggu kelancaran pasokan.
Merkuri tetap murah dan berlimpah di lokasi tambang emas, di mana merkuri dijual di toko-toko suplai pertambangan atau oleh pedagang yang menjualnya  dari Desa ke Dessa. Banyak website di Indonesia menawarkan merkuri untuk dijual.

Satulagi Anak Yang Terdampak Merkuri

Satu penyelundup internasional yang ditangkap tahun lalu adalah Chander Hass Khera, seorang warga negara India. Dokumen yang disita menunjukkan bahwa ia mengirim 9,7 ton merkuri ke Afrika Selatan, Thailand, dan India pada tahun 2017.

Tahun lalu, ia membeli 3,8 ton tambahan dari para pedagang, kata Dyah Paramita, seorang peneliti di Pusat Kebijakan Peraturan dan Pemerintahan di Jawa Barat, yang memeriksa catatan pengadilan.

Segera setelah terjadi penangkapan penyelundup, sebagian besar merkuri yang disita lenyap dari tahanan polisi. Polisi mengatakan kepada pengadilan bahwa mereka sedang menyelidiki kasusnya.

Khera dijatuhi hukuman 18 bulan penjara karena mencoba mengirimkan merkuri tanpa izin resmi. Seperti laboratorium metamfetamin di daerah pedesaan di Amerika, penyulingan merkuri sering terjadi di daerah terpencil, jauh dari keramaian.
Pak Cece, 64, produsen merkuri yang produktif, telah mulai kegiatan menambang emas sejak masih muda.

Pada tahun 2010, ketika kegiatan penambangan liar merebak, dia mengatakan dia mulai mencari cinnabar, bijih dari mana merkuri cair diproduksi.
Terinspirasi oleh praktik melakukan penguapan merkuri dengan obor selama bertahun-tahun, ia membangun furnace beton sederhana dengan trench sempit di tengah untuk api kayu, ember baja untuk memanaskan bijih kemerahan dan perlengkapan untuk menangkap merkuri saat didinginkan dan dicairkan.

Rumahnya di Kabupaten Sukabumi di Jawa Barat adalah tempat yang tidak mungkin untuk industri. Daerah dengan persawahan dan desa-desa yang indah, tidak ada bijih cinnabar atau jalan raya di dekatnya. Bahkan tidak ada jalan menuju rumah Pak Cece di desa Cidahu. Tetapi di terasnya, Pak Cece membangun furnace/tanur yang sangat besar yang bisa menghasilkan satu ton merkuri dalam 24 jam.

Dia mengatur agar cinnabar dapat dikirim dari pulau-pulau yang terpencil, sering menggunakan jasa kurir ekspres.
Dia merekrut orang-orang lokal - "perampok, pencuri, dan preman," dia menyebutnya - untuk bekerja di furnace.
Pejabat kepolisian dan pejabat kesehatan setempat sering berkunjung, kadang-kadang mengambil sampel air. 

Pada setiap kunjungan, katanya, dia memberi mereka "uang saku"
Para pemeriksa tidak menemukan masalah kesehatan.
Pada suatu kesempatan, katanya, dia menunjukan furnacenya ke seorang pejabat tinggi polisi dari Jakarta.

Dengan sangat cepat puluhan furnace/tanur tiruan mulai muncul di Sukabumi dan di pulau-pulau yang lebih dekat dengan tambang cinnabar, turut membantu membanjiri pasar gelap dengan merkuri murah.

Kita semua tahu bahwa dia adalah perintis," kata, Alung, 35, yang belajar bisnis tersebut dengan bekerja untuk Pak Cece. Seperti banyak orang Indonesia lainnya, ia menggunakan satu nama.

Polisi menindak produsen merkuri di Sukabumi pada 2017, menutup tiga furnace dan menangkap sekitar 100 orang, termasuk Pak Cece.
Dia dan hampir semua yang lain terhindar masuk penjara dengan menyetujui untuk berhenti membuat merkuri. Pak Cece selanjutnya membongkar furnace.

Polisi menyita hampir satu ton merkuri dari tiga furnace di Desa. Pak Cece dan Pak Alung mencurigai polisi telah menjual merkuri tersebut karena mereka membawa wadah sendiri untuk mengangkut merkuri.

Sebelum penindakan, produksi merkuri berarti pekerjaan bagi kami.
Apa pun potensi bahaya yang mengancam terhadap kesehatan, pekerjaan itu dibayar lebih baik daripada yang lain dan mereka kecewa ketika furnace ditutup.

"Kami tahu itu berbahaya," kata Pak Alung. "Tapi kami sedih. Kami tidak lagi memiliki penghasilan," tutupnya.

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.