Kearifan Lokal dan Aksi Sang Pawang Hujan di MotoGp Mandalika




Opini - Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan suku, budaya, dan agama. Sejak zaman dahulu Indonesia sudah memiliki kearifan lokal dari setiap suku yang ada di masyarakat secara turun-temurun dari zaman nenek moyang. Bangsa Indonesia dengan beraneka ragam suku bangsa ini mengakibatkan kebudayaan Indonesia juga beragam. Dengan kata lain Indonesia kaya akan kebudayaan, dimana kebudayaan yang ada dapat menjadi suatu ciri khas tersendiri dalam suatu bangsa.


Setiap budaya pasti memiliki nilai tradisi masing-masing yang merupakan warisan dari leluhur. Nilai dari tradisi diwariskan secara lisan terhadap kebiasaan, kepercayaan, pikiran, kesenian, tarian dari generasi yang satu ke generasi lain atau dari leluhur ke anak cucu. Tradisi mengandung nilai, norma, adat istiadat, dan keyakinan dari suatu kebudayaan masyarakat. Tradisi memegang peranan yang penting dalam perkembangan suatu bangsa sehingga tidak perlu untuk dijabarkan lagi karena tradisi merupakan suatu akar dari perkembangan budaya yang ada sekaligus sebagai kepribadian atau ciri khas suatu bangsa.


Baru-baru ini, ada banyak rumor tentang fenomena pawang hujan di Circuit Mandalika Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Aksi Rara Isti Wulandari menyita perhatian banyak penonton MotoGP Mandalika 2022 tidak hanya di dalam Negeri tapi juga luar Negeri. Padahal upacara pengendalian hujan ini sudah ada sejak zaman dahulu kala, dari semenjak zaman nenek moyang terdahulu. Seperti ritual menahan hujan dengan sang pawang tidak boleh mandi dan air di isi pakek botol plastik lalu disetiap rumah ditempelkan kertas yang berisikan doa-doa dan lain sebagainya. 


Dari beberapa macam upacara di atas sering digunakan untuk acara-acara besar seperti pernikahan, tradisi daerah serta kegiatan lainnya. Hal tersebut untuk menjaga agar tidak terjadi hujan selama acara itu berlangsung. Sang pawang memiliki tugas mencegah atau memindahkan air hujan.


Sang pawang hujan diperkirakan mampu memindahkan air hujan dari satu tempat ke tempat lain. Seringkali, hujan dialihkan ke area atau tempat lain agar acara yang akan diadakan tidak terhalang oleh hujan. Meski begitu, jasa pawang hujan ini dinilai efektif oleh sebagian yang sudah menggunakannya.


Pawang hujan merupakan seseorang orang yang dianggap dan dipercaya memiliki ilmu gaib dan bisa mengendalikan cuaca. Pengendalian cuaca dilakukan dengan menggerakkan awan. Ritual memohon hujan sebenarnya tidak hanya terjadi di masyarakat Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Ritual ini memiliki nilai mitologis, bahkan magis. Hal ini karena untuk memanggil hujan, orang sering menggunakan mantra yang dipercaya memiliki kekuatan untuk mencegah malapetaka dan melindungi masyarakat.


Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana cara kita menyikapi fenomena pawang hujan? 


Tentu, di setiap daerah kita memiliki ciri khas budayanya masing-masing, dan budaya ini memiliki maksud atau makna tersendiri. Fenomena pawang hujan merupakan sebuah kearifan lokal yang akan memperkaya budaya Indonesia. Namun, fenomena tersebut biasanya hanya dikaitkan dengan nilai-nilai dan ajaran agama dan dianggap sebagai syirik. Padahal hal tersebut merupakan bentuk tradisi budaya tradisional yang sudah ada di masyarakat sejak zaman dahulu kala. 


Tradisi budaya ini perlu kita pertahankan sebagai ciri khas agar tetap lestari dan tidak tergerus oleh zaman. Oleh karena itu, generasi penerus masih bisa belajar tentang warisan budaya yang ada. Di zaman sekarang ini, tidak perlu menghujat jika ada perbedaan pendapat. Justru dengan dengan adanya perbedaan pendapat tersebut, maka kita bisa saling menumbuhkan rasa toleransi dalam diri dan yang paling penting kita bisa saling menghormati dan menghargai antar sesama baik yang satu dengan yang lainnya. Wallahu a'lam


Penulis: Nurul Hikmayani, Indri ismiyanti, Data Bakti Negara dan Lalu Muh. Restu yang merupakan Mahasiswa dan Mahasiswi Semester IV Jurusan Sosiologi Agama UIN Mataram

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.