BKKBN Provinsi NTB, Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting Ke Berbagai Komunitas Di KSB


Lintas NTB, Sumbawa Barat - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat, (15/7/2022) melakukan kampanye percepatan penurunan stunting kepada komunitas yang ada di KSB.


Dalam kegiatan kampanye tersebut, melibatkan berbagai komunitas antara lain, Komunikasi Ojek, NBC Perbakin KSB, Saka Bhayangkara Polres KSB, KNPI, FKUMKM/pengusaha, Club Motor Abrox KSB, KTNA/petani, Anglers/nelayan, BKPRM dan PWI KSB. Narasumbernya dari perwakilan BKKBN Provinsi Johari Efendi, S. Pd dan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A). 


Kepala Dinas DP2KBP3A melalui Muhammad Solihin, S. Pd, MM selaku kabid Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerak mengatakan bahwa, isyu penurunan stunting merupakan pekerjaan kita semua, maka dari itu kita harus meretas stunting terutama di KSB. Angka anak stunting di KSB mencapai 9,22 persen, maka di tahun 2023 kita akan berusaha menurunkan sampai 5 persen. Hal itu bisa kita lakukan dengan sosialisasi yang massif ke masyarakat dengan mengajak semua pihak untuk menekankan stunting.


"Untuk diketahui di Indonesia ada 12 Provinsi yang masih tinggi angka stuntingnya. Saya mengajak berbagai pihak untuk kerjasama baik swasta, pemerintah Kecamatan dan berbagai pihak, apalagi di KSB sudah terbentuk Tim Pengendali Stunting (TPS) agar sama-sama menekan angka stunting," jelasnya.


Dia berharap, angka stunting yang 9,22 atau 1.052 anak bisa ditekan dengan pola asuh, asupan gizi yang baik, penekanan juga dimulai dari hulu sampai hilir, pendataan dan intervensi ke masyarakat mulai dari sanitasi baik, kesedian air bersih dan 4T.


Dalam sambutannya, Johari Efendi, S. Pd mengatakan bahwa, program pemberantasan stunting dengan program bapak asuh sangat efektif dilakukan. Pembinaan ini dengan memberikan biaya sebanyak 2.700.000 ke satu anak stunting. Ia mengapresiasi langkah pemerintah KSB yang sudah menekan angka stunting sampai dibawah angka nasional. "Saya apresiasi langkah pemerintah KSB yang sudah lebih dulu menekan angka stunting," ungkapnya.


Stunting bisa kita berhentikan, lanjut Johari, dengan membangun optimisme kepada orang tua dan semua pihak agar mengambil peran masing-masing dalam menghapus stunting. Perlu diketahui, penyebab terjadinya stunting pada balita, akibat kurangnya nutrisi gizi yang didapatkan oleh ibu saat mengandung sampai melahirkan hingga usia 2 tahun kehidupan anak. "Jadi selama 270 hari saat hamil, ibu yang mengandung harus mendapatkan nutrisi gizi yang cukup, mulai dari konsensi sampai lahir, kemudian sisanya 730 harinya ada diusia anak setelah lahir sampai usia 2 tahun," ujarnya.


Ia menceritakan, ciri-ciri anak yang menderita stunting dapat diketahui melalui kebiasaan dalam sehari-hari seperti, tumbuh kembangnya melambat tidak seperti teman sebayanya, raut muka lebih mudah dibanding teman sebayanya, kemudian pada saat belajar di sekolah dia lebih berdiam diri (tidak mempunyai inovasi) dan lebih banyak menyendiri dari pada bermain. "Tanda-tanda anak yang mengalami stunting, bisa kita pantau bersama oleh keluarga sendiri, maka dari itu sebagai orang yang perhatian kepada keluarga, kita harus mampu mengantarkan anak-anak sekali satu bulan ke Posyandu terdekat," imbuhnya.


Ia mengajak dari komunitas yang hadir agar mengkampanyekan percepatan penurunan stunting ke keluarga, tetangga dan masyarakat umum. (LNG05)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.