Lintas NTB, Lombok Tengah - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) menanggapi terkait dengan insiden kebakaran Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Praya Barat yang terjadi pada Kamis 8 September 2022, pekan lalu.
Kadis Pendidikan Kabupaten (Loteng), H. Lalu Idham Khalid, saat ditemui awak media di ruang kerjanya, di Praya, Loteng, pada Kamis, (15/09/2022), menjelaskan bahwa yang terbakar tersebut adalah 1 ruang perpustakaan, 2 ruang kelas dan 1 ruang osis.
"Penyebab kejadiannya adalah korsleting arus pendek. Kenapa terjadi, karena ada ruangan perpustakaan itu, di sana ada ruangan kecil yang dipakai untuk pelatihan band oleh anak-anak. Supaya kedap suara, mereka ada busa, ada trai bekas telur, itu yang dipakai dan konslet," ujarnya
Ia menambahkan, kami juga sudah melaporkan ke Pak Bupati, Pak Sekda. Pak Sekda langsung merespon dengan mengirim tim dari PU untuk melihat kelayakan bangunan tersebut.
"Tapi kami lapor ke BPKAD dan disiapkan 100 juta dulu untuk pekerjaan atapnya dengan harapan setelah atapnya selesai dan itu kita akan ganti semua," tandasnya
"Memang, kalau melihat pelaponnya di ruangan paling timur habis semua terbakar dan mudah-mudahan cukup dengan uang 100 juta untuk atapnya dan yang lainnya, mungkin nanti di anggaran murni di tahun 2023," sambungnya.
Lanjutnya, memang untuk kondisi sekolah kita rata-rata SD yang sarananya sangat memprihatinkan. Dari berbagai pihak kita memohon bantuan, misalnya, dari pokir Dewan.
"Saya selalu kampaye. Setiap ada kepala sekolah kumpul, ada MKKS, tolong bapak dan ibu kepala sekolah dekati bapak dan ibu anggota Dewan. Di situ banyak pokirnya dan alhamdulillah SMP 3 Jonggat, SMP 5 Batukliang kemudian beberapa SMP yang lainnya juga dibantu oleh teman-teman DPR," tuturnya.
Dana DAK, kata dia, memang sudah ditetapkan terbatas dan untuk SD itu tahun 2022, tidak ada sloof untuk rehab, itu tidak ada, pembangunan perpustakaan, pembangunan toilet, pembangunan ruang kelas dan lain-lain kemudian jumlahnya juga terbatas.
"Jumlah sekolah kita, 641 untuk SD Negeri dan Swasta dan kalau SMP itu, jumlahnya 213 Negeri dan Swasta, belum lembaga PAUD. Jadi kita ini, terbanyak lembaga pendidikan. Setiap hari kita tanda tangan ijin pembangunan sekolah," terangnya.
Diakuinya, berbagai upaya, kita lakukan, Bank NTB Syari'ah, alhamdulillah, SDN di Beleka, begitu ada sesuatu langsung ditangani.
"Kita juga berharap dari dana-dana CSR nya Bank lain atau BUMN yang lain bisa seperti itu, misalnya, Bank BRI, Mandiri disalurkan ke pendidikan," pintanya.
Kita juga berharap kepada kepala sekolah, imbuhnya, untuk selalu melihat kondisi sekolahnya.
"Saya selalu di mana-mana menyampaikan, lihat kondisi sekolah. Kalau sudah seperti itu, kan ada komite sekolah juga diberdayakan. Guru-guru kita baru ada laporan, banyak yang tidak disiplin padahal ada sertifikasi. Kalau sudah semuanya itu berjalan sesuai dengan koridor aturan, insyallah pendidikan kita akan semakin maju," pungkasnya.
0 Comments
Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.