Dinkes KSB Kampanyekan Program Unggulan Dalam Pencegahan Stunting Melalui Pos Gizi Masyarakat Berbasis Pangan Lokal


Lintas NTB
, Sumbawa Barat - Dinas Kesehatan Sumbawa Barat melakukan strategi Inovasi pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Sumbawa Barat melalui 2 cara yaitu  intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif. 

Kepala Dinas Kesehatan KSB Hj. Erna Idawati, SE mengatakan, Intervensi spesifik dilakukan melalui kegiatan bertajuk Pos Gizi Masyarakat (POSGIAT) yang dibentuk sebagai upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Sumbawa Barat.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi dan balita, akibat kekurangan gizi ditandai dengan tinggi badan anak tidak sesuai dengan usia yang dilihat pada grafik pertumbuhan anak yang ditetapkan oleh WHO. 

"Stunting merupakan masalah gizi kronis yang terjadi, karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama. Akibat dari pemberian makanan yang tidak sesuai jika dibandingkan dengan kebutuhan gizi yang diperlukan oleh bayi dan balita," katanya kepada media ini, Selasa, (6/12/2022).

Menurutnya, stunting pada balita dapat menyebabkan menurunnya produktifitas dan kualitas sumber daya manusia. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa program edukasi dan rehabilitasi gizi bermanfaat dalam hal peningkatan berat badan dan status gizi. Hal inilah yang melatarbelakangi dibentuknya POSGIAT di Kabupaten Sumbawa Barat.

POSGIAT (Pos Gizi Masyarakat)  berbasisi pangan lokal merupakan program inovasi yang membutuhkan peran aktif dari masyarakat. Adapun penerima manfaat dari program ini yaitu anak usia dibawah 5 tahun yang mengalami masalah gizi dan ibu hamil resiko tinggi. Melalui program pos gizi, Ibu hamil dan Ibu balita diminta untuk mempraktikkan berbagai perilaku baru dalam hal memasak, pemberian makan, kebersihan dan pengasuhan pada anak yang telah terbukti berhasil dalam merehabilitasi anak-anak yang mengalami masalah gizi.

Pendekatan Pos Gizi mendorong terjadinya peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku melalui kelas ibu hamil dan kelas ibu balita, memberdayakan ibu/pengasuh untuk memanfaatkan bahan pangan lokal yang ada di sekitar dalam pemenuhan gizi pada anak melalui kegiatan demo memasak. Serta memastikan menu 4 bintang yang terdiri dari karbohidrat, protein nabati, protein hewani, sayur dan buah ada dalam tiap hidangan, sehingga anak mendapatkan makanan yang seimbang.

Berdasarkan peraturan Bupati Nomor 80 Tahun 2017 tentang gerakan menanam dan melestarikan kelor, setiap rumah wajib menanam minimal 2 pohon kelor. Meninjau dari Perbup tersebut, masing-masing Puskesmas melalui POSGIAT telah membuat inovasi antara lain Pos Gizi Masyarakat berbasis Kelor yang dilaksanakan di masing-masing posyandu dengan memanfaatkan bahan dasar kelor. 

"Program ini mendapatkan respon yang baik oleh para ibu hamil dan ibu balita. Dengan adanya program inovasi POSGIAT, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat melalui intervensi gizi spesifik dapat menurunkan angka stunting dari 14,4% di tahun 2021 menjadi  8.78% di tahun 2022," pungkasnya. (LNG05)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.