Sebagai Pemateri Workshop BKKBN NTB, Wabup KSB Paparkan Konsep Penanganan Stunting Ala KSB


Lintas NTB
, Sumbawa Barat - Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, ST berkesempatan menjadi pemateri pada kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) program bangga kencana dan percepatan penurunan Stunting Provinsi NTB tahun 2023. Kegiatan tersebut mengambil tema "Peningkatan Sinergitas dan Kolaborasi Pencapaian Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Menuju NTB Gemilang. Kegiatan tersebut berlangsung hari Rabu, (22/02/2023) yang bertempat di Aston Hotel Mataram.

Kegiatan tersebut diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan yaitu unsur organisasi profesi, Dinas DP2KB Se-Provinsi NTB, Pergururan tinggi, Tim Penanganan Stunting Daerah se-NTB, para Kepala Dinas Kesehatan Se-NTB dan Unsur Forkopimda Provinsi NTB. Kegiatan yang berlangsung dalam konsep dialog dan diskusi tersebut, bertindak sebagai pemateri yaitu Kepala Dinkes Provinsi NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS dengan mengambil tema Penyelarasan Program Peningkatan Akses Pelayanan KB dan Rencana Aksi Implementasi Intervensi Spesifik dan Sensitif dalam Rangka Percepatan Penurunan  Stunting Tahun 2023. 

Sementara itu, Wakil Bupati Sumbawa Barat Fud Syaifuddin, ST selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sumbawa Barat mengambil tema Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting melalui “Gotong Royong” di KSB. Dalam kesempatan tersebut menerangkan secara rinci bagaimana praktek baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah KSB dalam melakukan upaya penurunan Stunting di KSB.

Menurunkan angka stunting itu harus segera kita action. “Sewaktu kami dilantik pertama kali tahun 2016, program pertama kami laksanakan yaitu membuat jamban, dan saat itu kita belum tau apa itu stunting dan memang belum populer. Banyak orang mencibir, masa Bupati dan Wakil Bupati ngurus jamban. Tetapi kita baru sadar selanjutnya bahwa memfasilitasi masyarakat untuk jangan buang air besar sembarangan dengan cara membangun jamban mereka, hal tersebut cukup membantu bagaimana masyarakat bisa hidup sehat dan bersih, terhindar dari penyakit yang bersumber dari lingkungan yang kotor seperti kolera, tubercolosis dan lain-lain," ungkap Wabup.

Wabup juga dalam kesempatan tersebut memaparkan bahwa, penanganan stunting secara gotong royong telah diatur melalui Peraturan Daerah Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR). Gotong royong di dalam Perda tersebut diberdayakan, jadi bukan hanya slogan, tetapi memang betul - betul dimanfaatkan. Perda Nomor 3 tahun 2016 tentang PDPGR, telah diimplementasikan dalam program jambanisasi dengan membuat sebanyak 6.012 jamban warga. 

PDPGR tersebut digerakkan oleh sebanyak 1200 agen yang tersebar diseluruh desa/kelurahan. Sementara itu jenis gotong royong yang diterapkan yaitu gotong royong mandiri, gotong royong stimulan, dan gotong royong swadaya. Kinerja agen ini akan dievaluasi setiap malam Jumat dalam acara Yasinan. Pada moment tersebut akan dilaporkan apa saja progres yang telah dicapai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jika ada kesalahan, kekurangan dalam prakteknya dilapangan, maka tidak segan - segan masyarakat akan mengkritik dan bahkan mencaci Pemerintah, dan itu hanya bisa dilakukan pada malam yasinan. Dari evaluasi tersebut, maka akan dilakukan perbaikan dikemudian hari.

Dalam penanganan penurunan angka stunting di Kabupaten Sumbawa Barat secara gotong royong, Wabup menerangkan bahwa, upaya untuk mengintervensi penurunan stunting telah dapat ditunjukkan melalui kerja-kerja dilapangan yang digerakkan oleh para agen dalam program Posyandu gotong royong, dan menunjukkan data - data penurunan angka stunting di KSB, dari yang sebelumnya tahun 2020 berada pada angka 33,40, tahun 2021 berada pada angka 24,6  pada tahun 2022 berada pada angka 13,19 %, dan insyAllah tahun 2023 akan berada pada angka 6, 43 %. Sehingga pada tahun 2024 kita berani pasang angka 4 %. semua pihak bergerak, agen langsung datang mendata masyarakat kerumahnya masing-masing.

Berbagai Inovasi yang dilakukan oleh Pemkab Sumbawa Barat dalam menggerakkan gotong royong di tengah masyarakat termasuk menurunkan angka stunting, diantaranya membangun sinergitas berbagai pihak seperti TNI dan Polri. Sementara itu para agen yang memang mereka diberikan tugas akan diberikan honor, dan mereka akan bekerja masuk ke dalam masyarakat untuk mendata apa saja sesuai dengan tugas yang mereka miliki sesuai dengan fungsi mereka dalam memberikan pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan di dalam masyarakat. 

Di periode ke-dua ini, ungkap Wabup menyampaikan bahwa, terdapat satu program unggulan yang saat ini dijalankan termasuk dalam upaya menurunkan angka stunting, yaitu membuat posyandu gotong royong. Terdapat sebanyak 228 posyandu yang digerakkan oleh 700 orang agen. Dimasing-masing desa ada Posyandu prima yang diintervensi oleh dana Desa. 

Sementara itu, untuk menguatkan komitmen pemerintah daerah dalam penanganan stunting, Pemda KSB menyiapkan dana 114 M, melewati 10 % dari nilai APBD KSB. "Jadi Pemerintah Daerah harus bisa membangun kerja kolaboratif, semua pihak dan yang tak kalah pentingnya harus berani menggelontorkan anggaran jika kita mau menurunkan stunting," tutup Wabup. (LNG05)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.