SMKN 1 Sakra Meningkatkan Penjualan Pakan Ayam Melalui Media Sosial


Lintas NTB, Lombok Timur -
SMKN 1 Sakra salah satu sekolah yang terletak di Kabupaten Lombok Timur memiliki cara unik dalam pembuatan pakan ayam. Berawal dari upskiling guru kemudian berlanjut dengan praktikum di sekolah. 

Salah satu dokter hewan SMKN 1 Sakra Asep Saparudin mengatakan, pembuatan pakan ayam ini memiliki jenis protein yang berbeda sesuai dari permintaan pelanggan atau pesanan. "Kita memiliki dua jenis pakan ayam yang pertama dinamakan Paku Mas (pakan unggas kemasan) dan yang kedua Panther Mas (pakan ternak ruminansia kemasan), tentunya ini juga sesuai dengan kandungan nutrisi (hasil formulasi)," kata Asep. 

Pembuatan pakan ayam ini awalnya hanya digunakan untuk ternak yang ada di sekolah. Namun pada saat dilakukan uji coba, ditemukan hasil yang sangat segnifikan dalam pertumbuhan ayam. Hasilnya kemudian tersebut di posting di akun media sosial yang menyebabkan banyak sekali peminat. "Setelah kita coba pasarkan, ternyata permintaan dari pakan ini banyak, dan ini tentunya membuat kita senang," katanya. 

Asep juga menjelaskan, penjualan pakan ayam sudah mencapai diangka 27 juta rupiah selama empat bulan terakhir. Dalam sehari sekolah mampu membuat pakan ayam sebanyak 100 Kilogram. "Saat ini sekolah juga menerima permintaan dari luar pulau lombok seperti Sumbawa dan Bima yang memesan pakan ayam dalam jumlah banyak," tandasnya. 

Kepala SMKN 1 Sakra Ahmad Suhamka mengatakan, untuk penjualan pakan ayam ia menyerahkan sepenuhnya pada jurusan peternakan sementara sekolah hanya mensupport. "Untuk penjualan pakan ayam sudah kita serahkan pada jurusan peternakan, disana juga siswa dilatih dari awal pembuatan hingga pengemasan produk," ujarnya. 

Ia juga menjelaskan untuk pembuatan pakan ayam diperlukan penambahan alat-alat produksi agar dapat membuat pakan ayam secara maksimal. Diakuinya alat - alat produksi yang ada di SMK sangat minim. Untuk itu, ia berharap kedepan pemerintah memberikan bantuan mesin yang besar untuk mendukung produksi sekolah. "Kalau untuk pemasaran saya rasa sekolah tidak kesulitan, karena kita sudah BLUD, meski demikian, kita tentu akan mengurus semuanya di dinas perdagangan agar lebih legal," pungkasnya. (LNG06)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.