Tadarus Budaya, Prof Din Syamsuddin Bersama Bupati KSB Larut dalam Lantunan Sakeco



Lintas NTB, Jakarta - Acara buka puasa bersama atau yang di beri nama Iftar dan silaturrahmi, adalah tradisi tahunan yang berlangsung setiap minggu pertama bulan Ramadhan di kediaman Prof. Din Syamsuddin. Kegiatan tersebut berlangsung dalam suasana kekeluargaan dan dihadiri oleh para Diaspora Sumbawa dan Sumbawa Barat yang ada di Jabodetabek. 

Seperti biasa, untuk membangun kerinduan dan kecintaan terhadap tanah kelahiran, pada moment tersebut selalu menghadirkan penampilan Sakeco. Para tamu undangan yang hadir ikut terbawa dalam suasana romantisme masa lalu, tergambar dari suasana hati para tamu undangan yang ikut tertegun dan  menikmati setiap irama ketukan dan lantunan syair yang dibawakan oleh sepasang pelantun Sakeco. 

Pada malam hari itu terdapat suasana lain, dimana tahun - tahun sebelumnya hanya terdapat satu pasang pemain Sakeco yang dibawakan dari Kabupaten Sumbawa. Namun pada iftar tahun ini Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H. W. Musyafirin., MM dalam kehadirannya membawa 2 pasang pelantun Sakeco dari KSB, khusus datang menghibur warga Sumbawa dan Sumbawa Barat yang ada di Jabodetabek. 

Dipenghujung acara ifhtar, para pelantun Sakeco menembangkan syair - syair lawas bermaksud menghantarkan para tamu undangan balik ke rumahnya masing - masing. Namun suasana justru semakin menghangat ketika 3 pasang pelantun Sakeco secara bersamaan menembangkan Sakeco, gayung bersambut, dan rancik lawas yang dimainkan mengundang para tamu undangan duduk kembali. Prof Din Syamsuddin bersama Bupati Sumbawa Barat dan para tokoh ikut terlarut dalam buaian lantunan syair Sakeco. 

Prof. Din Syamsuddin dalam kesempatan tersebut menyampaikan kesannya yang mendalam. "Terimakasih saya ucapkan kepada Bupati KSB, saya sangat menikmati dan sungguh saya terhibur. Meskipun saya tidak mengetahui semua apa arti dari kata kata yang disampaikan tetapi saya sangat terhibur. Saya menyebutnya malam hari ini sebagai tadarus budaya. Kita memiliki kekayaan seni tutur, dan ini saya temukan juga di daerah daerah lain seperti madihin dari Banjarmasin yang berisikan pujian pujian. Ini perlu dipertahankan, dilestarikan dan dikembangkan. Sekarang ini sudah mulai ada sakeco sawai, dan itu bagus. (LNG05)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.