Lintas NTB, Sumbawa Barat - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumbawa Barat telah melakukan sosialisasi kepada kelompok kunci dalam mencegah terjadinya virus HIV Aids di lingkungan masyarakat terutama di tempat hiburan malam.
"Kami rutin melakukan sosialisasi dan mengambil simple darah terkait penyakit menular seksual seperti HIV Aids kepada kelompok kunci. Kami turun ke lokasi mereka yang ada Taliwang, Maluk dan Poto Tano sekaligus pemeriksaan kesehatan bekerjasama dengan puskesmas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Indra Alamsyah saat ditemui di ruangannya pada Senin, (3/2/2025).
Ia menuturkan, pencegahan HIV Aids ini merupakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengendalian HIV Aids di KSB. KSB sudah mendapatkan nilai 100 persen dari SPM pengendalian HIV Aids. Selain itu, dinas kesehatan juga melakukan pengawasan kepada hotspot untuk deteksi HIV Aids. "Kami sudah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada kelompok hotspot dengan sasaran 350 orang," ujarnya.
Selain itu, Dinkes juga mengaku kesulitan mendeteksi penyakit HIV AIDS kepada Laki Seks Laki (LSL). "Memang kepada LSL ini tempat kami kesulitan, karena tidak mungkin kami langsung menuduh mereka terjangkit virus HIV AIDS secara langsung," jelas Indra.
Indra beralasan bahwa, kesulitan yang dihadapi, di karenakan aktifitas mereka tidak satu tempat dan secara fisik juga tidak terlihat, berbeda dengan Wanita Pekerja Seks (WPS) dan Waria yang beraktivitas di satu tempat sedangkan penderita penyakit menular Seksual yang bisa dilihat dari ciri-ciri fisiknya.
"Kalau WPS kan bisa kita deteksi karena aktivitas seksual nya ada, nah kalau LSL ini tidak ada tempatnya beroperasi dan secara fisik juga mereka bugar, jadi susah kita katakan dia terjangkit virus HIV AIDS," tuturnya.
Namun indra dan tim hanya mendeteksi banyak populasi LSL melalui aplikasi Walla, di mana aplikasi ini merupakan tempat obrolan sesama pria. Pihaknya bercerita dengan adanya aplikasi ini bisa mendeteksi jumlah komunitas LSL di KSB. "Aplikasi ini hanya bisa mendeteksi banyak nya populasi LSL, nah jika kita gunakan di tempat kita membuka aplikasi tersebut, jadi bisa kita temukan masyarakat yang LSL, tapi belum tentu kita bisa deteksi mereka terjangkit virus HIV AIDS," ujarnya.
Jadi dari aplikasi itu bisa kami melihat banyak nya populasi LSL yang ada di KSB ini. "Dalam catatan kami, setelah kami investigasi saat itu dengan memesan pelaku LSL itu, kami bisa deteksi banyak nya komunitas LSL kurang lebih 534 LSL yang beredar di KSB, itu juga kami sudah melakukan penelitian terkait banyaknya LSL di sini," ungkapnya. (LNG05)
0 Comments
Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.