DLH KSB Lakukan Studi Komparasi ke Penglipuran Bangli Bersama Lurah se-KSB


Lintas NTB, Sumbawa Barat –
Dalam upaya mendorong transformasi pengelolaan sampah di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KSB mengajak para Lurah se-Kecamatan Taliwang melakukan studi komparasi ke Kelurahan Kubuh, Lingkungan Adat Penglipuran, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. 

Studi yang berlangsung dimulai pada 28 Juli hingga 1 Agustus 2025 ini, diharapkan menjadi inspirasi untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat di KSB.

Kepala DLH KSB, Aku Nur Rahmadin, S.Pd., MM.Inov, menjelaskan bahwa Penglipuran dipilih sebagai lokasi studi karena dikenal sebagai salah satu desa terbersih di Indonesia dan berhasil membangun sistem tata kelola lingkungan yang berkelanjutan.

“Kami ingin para lurah melihat langsung praktik terbaik di Penglipuran. Ini langkah awal untuk mempercepat penerapan sistem pengelolaan sampah modern dan berkelanjutan di Sumbawa Barat,” ujar Madin, sapaan akrab Kadis LH.

Lebih lanjut, Desa Penglipuran memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik, di mana masyarakat terlibat aktif dalam proses pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah plastik didaur ulang atau dijual kembali untuk menambah nilai ekonomi. Menurut UNESCO, Desa Penglipuran bahkan dinobatkan sebagai desa adat terbersih nomor tiga di dunia.

Melalui kunjungan ini, KSB diharapkan dapat belajar dari penerapan pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat yang dilakukan di Penglipuran. Praktik ini membuktikan bahwa keterlibatan warga menjadi kunci utama keberhasilan menjaga lingkungan tetap bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Selain mempelajari keterlibatan masyarakat, salah satu fokus utama studi ini adalah mendorong penerapan sanitary landfill di Kabupaten Sumbawa Barat. Metode ini dilakukan dengan menimbun sampah di lokasi khusus yang telah dipersiapkan, memadatkannya, lalu menutupnya dengan tanah atau material lain untuk meminimalkan pencemaran udara, tanah, dan air.

“Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang sanitary landfill, kami berharap para lurah bisa menginisiasi pengelolaan sampah yang lebih efektif di wilayah masing-masing,” jelasnya. 

Studi komparasi ini diharapkan menjadi momentum bagi Sumbawa Barat untuk memperkuat pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat. Mencontoh keberhasilan Penglipuran, DLH KSB optimistis sistem yang berkelanjutan dapat segera diterapkan sehingga tercipta lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.

“Pengalaman yang diperoleh dari Penglipuran akan menjadi modal berharga untuk mempercepat transformasi pengelolaan sampah di KSB,” pungkasnya.

Dengan langkah ini, DLH KSB menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pengelolaan sampah yang tidak hanya efisien tetapi juga berorientasi pada kelestarian lingkungan jangka panjang. (LNG05)

0 Comments

Silahkan Berkomentar, Bebas Tapi Sopan.